Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2024

The Power of Qadarullah: Belajar Tenang Saat Takdir Tidak Sejalan Harapan

Gambar
  Aku pernah merasa jengkel, kecewa, bahkan ingin marah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginanku. Rasanya seperti semua usaha dan harapan dipatahkan dalam sekejap. Saat itu, aku merasa punya cukup alasan untuk mengeluh. Tapi di tengah kemarahan yang hampir meluap, ada seseorang yang berkata  "Qadarullah." Tak lebih. Hanya satu kata itu. Tapi hatiku seperti dicegah untuk meledak. Langsung nyesss. Seperti ada kekuatan yang tidak terlihat dari kata itu. Menenangkan. Menahan. Bahkan menyadarkanku. Sejak saat itu, aku mulai memahami: Qadarullah bukan sekadar ucapan. Ia adalah bentuk kepasrahan yang paling elegan kepada Allah. Ia adalah jembatan antara usaha dan ridha. Ia adalah pengakuan bahwa kita ini hamba—yang tak tahu rencana utuh dari Sang Pengatur. Belajar Menerima Takdir Kalimat Qadarullah, wa maa syaa-a fa‘al berarti, "Ini adalah takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi." Kalimat ini bukan untuk orang yang lemah, justru untuk me...

Pantaskah Kita Insecure?

Gambar
Pernahkah kita merasa tidak berharga? Insecure, istilah yang sering kita gunakan, adalah perasaan di mana kita meragukan diri sendiri dan merasa tidak cukup baik dibandingkan orang lain. Tetapi, pernahkah kita merenung, bahwa ketika merasa demikian, sebenarnya kita telah mempertanyakan kesempurnaan ciptaan Allah? Allah berfirman dalam Al-Qur'an: "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin: 4) Jika Allah yang Maha Sempurna menciptakan kita dalam bentuk terbaik, lalu mengapa kita meragukan itu? Bukankah itu sama saja dengan merendahkan kesempurnaan-Nya? Naudzubillah, dosa besar jika kita sampai memandang rendah ciptaan Allah, apalagi diri sendiri. Tidak hanya itu, sikap menghina atau merendahkan orang lain pun memiliki konsekuensi yang serupa. Ketika kita menghina sesama manusia, kita tidak hanya menyakiti hatinya, tetapi juga menghina ciptaan Allah. Bayangkan, jika seorang pelukis menghasilkan sebuah karya, lalu kita mencemoohnya...

Ketika Iri Menggerogoti Hati

Gambar
  Rasa iri adalah emosi yang tak terhindarkan dalam kehidupan manusia. Dalam berbagai kesempatan, kita sering mendapati diri menginginkan apa yang dimiliki orang lain—entah itu pencapaian, harta, hubungan, atau bahkan keberuntungan kecil. Meski wajar, rasa iri yang dibiarkan berkembang tanpa kendali dapat merusak kedamaian hati dan hubungan sosial. Dalam tulisan ini, aku akan mengupas sedikit perihal akar penyebab rasa iri, dampaknya, dan bagaimana cara mengatasinya untuk mencapai ketenangan hidup. Akar Rasa Iri Rasa iri sering kali berasal dari kecenderungan manusia untuk membandingkan dirinya dengan orang lain. Perbandingan ini semakin intensif di era media sosial, di mana kita terus-menerus disuguhi kehidupan “sempurna” yang dipamerkan orang lain. Namun, akar dari rasa iri bukan hanya perbandingan sosial. Ada beberapa penyebab mendasarnya: Kurangnya Rasa Syukur Ketika kita terlalu fokus pada apa yang tidak dimiliki, kita melupakan betapa banyak yang sudah kita miliki. Harta bend...