Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2024

Tidak Mengurusi Perpustakaan, Katanya.

Gambar
Sebagai pustakawan, aku sangat percaya bahwa perpustakaan adalah jantung dari sebuah ekosistem literasi di sekolah. Bukan hanya sekadar tempat menyimpan buku, perpustakaan adalah ruang hidup, tempat tumbuhnya gagasan, kreativitas, dan kecerdasan para siswa. Maka, wajar jika aku berharap semua elemen sekolah, terutama para guru, memiliki perhatian yang besar terhadapnya. Namun, suatu hari aku berbincang dengan seorang teman—seorang guru yang kukagumi karena kompetensinya yang luar biasa. Dia adalah figur yang dikenal sebagai guru penggerak, sosok yang sering digadang-gadang sebagai inspirasi dalam memajukan pendidikan. Dengan penuh rasa ingin tahu, aku bertanya kepadanya tentang perpustakaan di sekolahnya. Namun, alih-alih mendapat jawaban yang bersemangat atau refleksi mendalam, dia malah berkata dengan santai, “Bagaimana apanya? Aku tidak mengurusi perpustakaan.” Jawaban itu membuatku tercekat. Aku tidak tahu apa yang lebih menohok—apakah nada seolah-olah perpustakaan itu tidak pentin...

Pantaskah Kita Insecure?

Gambar
Pernahkah kita merasa tidak berharga? Insecure, istilah yang sering kita gunakan, adalah perasaan di mana kita meragukan diri sendiri dan merasa tidak cukup baik dibandingkan orang lain. Tetapi, pernahkah kita merenung, bahwa ketika merasa demikian, sebenarnya kita telah mempertanyakan kesempurnaan ciptaan Allah? Allah berfirman dalam Al-Qur'an: "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin: 4) Jika Allah yang Maha Sempurna menciptakan kita dalam bentuk terbaik, lalu mengapa kita meragukan itu? Bukankah itu sama saja dengan merendahkan kesempurnaan-Nya? Naudzubillah, dosa besar jika kita sampai memandang rendah ciptaan Allah, apalagi diri sendiri. Tidak hanya itu, sikap menghina atau merendahkan orang lain pun memiliki konsekuensi yang serupa. Ketika kita menghina sesama manusia, kita tidak hanya menyakiti hatinya, tetapi juga menghina ciptaan Allah. Bayangkan, jika seorang pelukis menghasilkan sebuah karya, lalu kita mencemoohnya...

Ketika Iri Menggerogoti Hati

Gambar
  Rasa iri adalah emosi yang tak terhindarkan dalam kehidupan manusia. Dalam berbagai kesempatan, kita sering mendapati diri menginginkan apa yang dimiliki orang lain—entah itu pencapaian, harta, hubungan, atau bahkan keberuntungan kecil. Meski wajar, rasa iri yang dibiarkan berkembang tanpa kendali dapat merusak kedamaian hati dan hubungan sosial. Dalam tulisan ini, aku akan mengupas sedikit perihal akar penyebab rasa iri, dampaknya, dan bagaimana cara mengatasinya untuk mencapai ketenangan hidup. Akar Rasa Iri Rasa iri sering kali berasal dari kecenderungan manusia untuk membandingkan dirinya dengan orang lain. Perbandingan ini semakin intensif di era media sosial, di mana kita terus-menerus disuguhi kehidupan “sempurna” yang dipamerkan orang lain. Namun, akar dari rasa iri bukan hanya perbandingan sosial. Ada beberapa penyebab mendasarnya: Kurangnya Rasa Syukur Ketika kita terlalu fokus pada apa yang tidak dimiliki, kita melupakan betapa banyak yang sudah kita miliki. Harta bend...