The Power of Qadarullah: Belajar Tenang Saat Takdir Tidak Sejalan Harapan

Gambar
  Aku pernah merasa jengkel, kecewa, bahkan ingin marah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginanku. Rasanya seperti semua usaha dan harapan dipatahkan dalam sekejap. Saat itu, aku merasa punya cukup alasan untuk mengeluh. Tapi di tengah kemarahan yang hampir meluap, ada seseorang yang berkata  "Qadarullah." Tak lebih. Hanya satu kata itu. Tapi hatiku seperti dicegah untuk meledak. Langsung nyesss. Seperti ada kekuatan yang tidak terlihat dari kata itu. Menenangkan. Menahan. Bahkan menyadarkanku. Sejak saat itu, aku mulai memahami: Qadarullah bukan sekadar ucapan. Ia adalah bentuk kepasrahan yang paling elegan kepada Allah. Ia adalah jembatan antara usaha dan ridha. Ia adalah pengakuan bahwa kita ini hamba—yang tak tahu rencana utuh dari Sang Pengatur. Belajar Menerima Takdir Kalimat Qadarullah, wa maa syaa-a fa‘al berarti, "Ini adalah takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi." Kalimat ini bukan untuk orang yang lemah, justru untuk me...

Aku dan 2021

Aku dan 2021
(Sebuah Doa dan Harapan)

Kalau menengok hari kemarin, terkadang geli. Aku sudah banyak perbuat apa sih di tahun 2020? 

Setelah kugali kembali. Aku memang tak banyak meraih prestasi. Ini di luar ngomongin soal tengah pandemi yang tak kunjung menepi.

Selama ini hidupku ya gitu-gitu aja. Aku menjalani apa yang ada di depan mata. Jujur aku tanpa target. Ngalir gt aja. Kalau dalam sebuah drama mungkin kurang adegan "mencengangkan" kali ya. 
Kemarin, aku masih jadi orang yang pemalas, sering menyepelekan, suka meremehkan, tapi mengapa Allah selalu saja memberi pertolongan. 

Sampai akhirnya aku sadar, bahwa ketidakadanya "kecengangan" hidupku itu karena Allah selalu memudahkan jalanku. Masya Allah. Allahu Akbar.

So, aku sangat berterimakasih atas 2020 yang begitu membuatku semakin sadar bahwa hidup ini sebenarnya mudah. Tak ada yang sulit selama bisa menyingkapinya.

Tentu aku pun berterimakasih kpd orang tua, saudara, teman/kerabat yang senantiasa mendoakan kebaikan untukku dan keluarga kecilku.

Mulai sekarang aku harus menata hidupku lebih baik lagi. Mulai rutin menulis lagi. Mulai membuat target pencapaian yang lebih detail lagi. Malu rasanya, ketika melihat tumpukan tulisan yang hanya sebatas draft, yang tak kunjung dieksekusi. Termasuk postingan di blog ini. Bisa dibandingkan berapa banding berapa jumlah postingan dan draf. Astaga.

Satu hal besar, yang menjadi targetku tahun ini adalah bisa setiap hari mengisi blog ini. Dah gitu aja. Aku gak muluk-muluk. Terlepas apa isinya, yang pasti ini sebuah ikhtiar agar aku bisa konsisten dengan diriku. Ya misal pun apa yang aku tulis nanti pada akhirnya membawa manfaat dan menginspirasi ya, alhamdulillah itu anugrah dan berkah.
Aku juga gak memaksa diri untuk menulis lalu tulisanku jadi masuk trending topik, atau menulis buku jadi best seller, oh tidak. Impianku tahun ini cuma receh aja sepertinya. Tapi aku yakin, jika bisa komit, maka ini akan menjadi hal yang sangat luar biasa bagi hidupku.

Ya, tahun 2021 ini, aku akan memulai cerita baru. Tak akan kulewatkan moment-moment penting tanpa menuliskannya. Ke depan akan ada sebuah harapan yang baru, kehidupan baru,lingkungan baru, dan cerita-cerita baru. 

Oh ya ada satu pesan lagi untuk diriku sendiri, kurangi insecure dan perbanyak bersyukur. 😇🤗

Komentar

Popular Posts

Tak Mewah Tak Berarti Susah

Ghibah: Antara Obrolan Sehari-hari dan Kebiasaan yang Dinormalisasi

Ketika Tren Ramadan dan Lebaran Menjadi Bumerang