Siang itu ketika aku ditanya oleh beberapa rekan tentang sertifikat profesi, background pendidikan, dan masa kerja, mereka terpukau saat aku menjawab sudah bekerja di tempat sebelumnya selama kurang lebih 9 tahun.
Memang tidak banyak yang tahu asal usulku, track recordeku (apaan tuh), semenjak kepindahan ini. Ehmm oke, aku memang belum mengukir banyak prestasi. Aku masih merasa perlu banyak lagi belajar meski sudah bisa dikatakan "lama" dalam menjalani profesi ini.
Eh profesi apa sih?? Sekarang aku mau cerita. Dan, spoiler aja, cerita ini insya Allah akan menjadi buku antologi. Aamiiiin.
Bagiku berkunjung ke perpustakaan itu seru. Memilih-milih buku, menelusuri
barisan judul-judul pada setiap rak, membuka lembaran-lembaran yang
berwarna-warni, oh sangat menyenangkan. Apalagi saat menemukan buku cerita yang menarik, aku tak sabar ingin meminjamnya.
Terselip rasa bangga dan puas jika bisa meminjam dan
mengembalikan buku di perpustakaan. Bisa membaca
aneka buku secara gratis itu sangat mengasyikkan. Bahkan saat beranjak SMA, kebiasaan itu masih kujalani. Tak hanya
di perpustakaan sekolah, aku juga mulai menjamah perpustakaan daerah. Semakin
banyak melihat buku-buku yang beraneka ragam, rasanya semakin berbinar.
Terlebih ketika menjumpai genre buku favoritku, fiksi/novel remaja.
Selepas SMA, aku berencana melanjutkan ke perguruan
tinggi. Entah mengapa ada sebuah petunjuk yang menuntunku untuk memilih jurusan
ilmu perpustakaan. Satu hal yang selama ini masih kuingat, saat proses
pendaftaran, seorang petugas administrasi kampus memberitahuku bahwa jurusan
ilmu perpustakaan itu kedepannya berprospek bagus. Akhirnya aku memilih jurusan itu. Pikirku, selama ini aku ‘kan suka ke
perpustakaan, jika ke depannya bisa setiap hari bekerja sekaligus bisa
menikmati semua buku-buku yang ada di perpustakaan,
bukanlah itu sebuah kebahagiaan?
Tahun 2011,
tepatnya 5 semester menjalani kehidupan sebagai mahasiswa ilmu
perpustakaan, aku melihat di papan pengumuman kampus ada sebuah informasi
lowongan pustakawan di sebuah sekolah yang tak jauh dari tempat tinggalku.
Meski belum mengantongi ijazah aku mencoba saja melamar, dan ternyata pihak
sekolah menerimaku karena memang benar-benar membutuhkan seseorang yang bisa
mengelola perpustakaan. Aku diperbolehkan bekerja di sela-sela jam kosong
kuliah. Bersyukur sekali, diberi kesempatan yang baik ini. Bisa menerapkan ilmu
yang kudapat di bangku kuliah, sekaligus bisa mendapat bayaran tiap bulan.
Sekolah itu memiliki sebuah gedung khusus untuk
perpustakaan, lengkap dengan beraneka koleksi buku, rak, karpet, meja baca dan
perangkat komputer yang lengkap. Aku bersyukur bisa berguna bahkan sebelum aku
lulus, pengetahuanku tentang pengelolaan perpustakaan sudah banyak yang
membutuhkan.
Semangat kuliah sambil bekerja membuatku ingin segera
menyelesaikan studi. Tak membutuhkan waktu lama, 3 tahun 8 bulan akhirnya aku
resmi menjadi sarjana. Setelah lulus kuliah, aku masih melanjutkan pengabdianku
di sekolah itu, menjadi pustakawan seutuhnya.
Bekerja penuh waktu membuatku mulai berpikir bagaimana
agar perpustakaan ini semakin bermanfaat. Aku harus berinovasi. Selain kegiatan
teknis pengolahan koleksi dan layanan peminjaman/pengembalian buku, aku
merancang aneka kegiatan perpustakaan antara lain membacakan cerita, teka-teki kuis pintar, pemilihan pustakawan kecil, wajib kunjung perpustakaan, dsb. Seruuuu deh. Meski pada akhirnya, awal
tahun 2021, aku
pindah ke Bekasi karena mengikuti suami. Demi menjalankan kewajiban sebagai
abdi negara kami sekeluarga meninggalkan Jogja. Tentu kerinduan itu akhirnya terasa lagi saat aku benar-benar
harus meninggalkan mereka. Perpindahan ini memang awalnya terasa berat.
Bagaimana tidak? Aku harus merelakan semua yang telah kurintis sejak 9 tahun
yang lalu.Tentu tak mudah berpisah dengan anak-anak, rekan guru,
dan teman-teman komunitas pustakawan. Banyak sekali kebersamaan yang telah kami
ukir. Suka duka yang tertoreh menjadi kenangan indah yang selalu membuatku
tersenyum saat mengingatnya.
Sembilan tahun lamanya ini bukan hal yang sia-sia.
Banyak pengalaman berharga yang kudapat saat bekerja di perpustakaan SD Guwo.
Tempat itu menjadi pijakanku dalam
berkarir sebagai pustakawan. Sebuah langkah awal aku mengenal dunia kerja di
perpustakaan sekolah, yang notabene merupakan jantungnya pendidikan.
Saat ini aku
sudah diterima di sebuah sekolah swasta di Bekasi. Melanjutkan karir sebagai
pustakawan tentunya. Mengembangkan diri lagi, mencoba berinovasi lagi, mengabdi pada negeri untuk
berkontribusi di bidang literasi. Satu lagi, aku akan selalu merindukan semua
kegiatan dan kebersamaan dengan anak-anak di perpustakaan.
Kalau dulu ada sebuah lagu yang berlirik "sembilan tahun lamanya tak kuduga jadi sia-sia", tapi kalau kisah hidupku ini akan menjadi sebuah lirik "sembilan tahun lamanya, ku yakin tak akan sia-sia"๐
Terimakasih sudah membaca kisahku.
Terimakasih sudah mampir.
Terimakasih๐๐
Selamat mengabdi Ibu Ririn... Senang baca kisahnya..
BalasHapusTerimakasih banyak
BalasHapus