The Power of Qadarullah: Belajar Tenang Saat Takdir Tidak Sejalan Harapan

Gambar
  Aku pernah merasa jengkel, kecewa, bahkan ingin marah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginanku. Rasanya seperti semua usaha dan harapan dipatahkan dalam sekejap. Saat itu, aku merasa punya cukup alasan untuk mengeluh. Tapi di tengah kemarahan yang hampir meluap, ada seseorang yang berkata  "Qadarullah." Tak lebih. Hanya satu kata itu. Tapi hatiku seperti dicegah untuk meledak. Langsung nyesss. Seperti ada kekuatan yang tidak terlihat dari kata itu. Menenangkan. Menahan. Bahkan menyadarkanku. Sejak saat itu, aku mulai memahami: Qadarullah bukan sekadar ucapan. Ia adalah bentuk kepasrahan yang paling elegan kepada Allah. Ia adalah jembatan antara usaha dan ridha. Ia adalah pengakuan bahwa kita ini hamba—yang tak tahu rencana utuh dari Sang Pengatur. Belajar Menerima Takdir Kalimat Qadarullah, wa maa syaa-a fa‘al berarti, "Ini adalah takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi." Kalimat ini bukan untuk orang yang lemah, justru untuk me...

Benarkah Manusia Bisa Berubah?

Benarkah manusia bisa berubah? Ide judul ini tercetus saat aku membaca buku "Berani Tidak Disukai" yg ditulis oleh Ichiro Kishimi & Funitake Koga. 
Buku ini merupakan buku self improvment yang cukup menduduki peringkat atas dan banyak peminatnya. Sudah pasti banyak yang membaca dan apabila apa yang aku tulis ini ada kekurangan mohon disempurnakan.

Dalam buku tersebut diutarakan bahwa ada dialog antara dua orang, si suhu dan si junior yang beradu pendapat ttg perubahan sikap manusia.

Benarkah manusia bisa berubah? Ya si suhu mengatakan bahwa benar. Contohnya saat kita sedang marah sama anak, lalu tiba-tiba bos kita telepon, kita bisa langsung ramah berbicara dengan si bos. Bener gak?? Atau ada yang pernah ngerasain juga?

Nah, kebetulan banget baru-baru ini aku juga lagi menyelesaikan baca buku ini. Ehmm oh iya buku ini dipinjam dari Perpustakaan Daerah Kota Jakarta yang terletak di Cikini, jadi orang-orang menyebutkan Perpus Cikini. Kebetulan ada temen yang minjem dan aku ikutan deh minjem bukunya. Karena ini cumi (cuma minjem) maka aku berusaha untuk bisa segera menyelesaikannya. Ini salah satu keuntungan kalau kita minjem buku. Beda ya kalau buku punya sendiri, ah entar aja bacanya, toh juga gak bakal kemana-mana dan ujungnya gak jadi baca juga😁
Oke. Kembali ke masalah utama. Benarkah manusia berubah? Yups, bukan hanya dari buku yang pertama saja, tapi dari buku yang bersampul kuning juga.

Ada beberapa insight yang ingin aku utarakan. Bukan karena aku sok tahu, tapi aku hanya ingin mencatat untuk diriku sendiri, dan apabila ada orang lain yang membaca yang bisa mengambil manfaatnya, tentu senang rasanya.

Pentingnya komitmen dalam mengubah diri

Yang dimaksud proses berubah dalam hal ini adalah berubah menjadi lebih baik.  Tanpa komitmen semua rencana perubahan hanya akan menjadi sampul depan. Tanpa komitmen tidak ada yang akan sampai ke tujuan dan hanya akan terbawa arus dan tenggelam.

Perubahan memang tidak mengenakkan karena keluar dari zona nyaman. Karena terlalu nyaman di zona yang telah ditinggali, perubahan seakan menjadi momok yang harus dihindari. Jika saat proses berubah kita merasa tidak nyaman, maka sebenarnya perubahan itu sudah mulai bekerja. Ingat, syarat perubahan adalah meninggalkan zona nyaman.

Pengaruh Lingkungan
Sering risau dengan penilaian orang?Merasa bahwa justifikasi menurunkan harga diri?

Nilai diri kita tidak ditentukan oleh seberapa hebat yang kita kerjakan apalagi berdasarkan omongan. Mungkin benar pekerjaan yang mencapai keberhasilan akan mendatangkan kepuasan. Akan tetapi itu bukan kebahagiaan. Harga diri hanya bertolok ukur seberapa sukses kita, seberapa menawan kita, seberapa kita disukai, itu adalah harga diri yang semu.

Terakhir ada quotes yang mungkin udah fenomenal sebelumnya, tapi bagiku ini memang perlu aku sematkan lagi di sini 

Watch your thought; they become words
Watch yout word; the become actions
Watch your actions; they become habbits
Watch your habits; they become character
Watch your character; it become your destiny

~Lao-Tze~



Komentar

Popular Posts

Tak Mewah Tak Berarti Susah

Ghibah: Antara Obrolan Sehari-hari dan Kebiasaan yang Dinormalisasi

Ketika Tren Ramadan dan Lebaran Menjadi Bumerang