Tidak Mengurusi Perpustakaan, Katanya.

Gambar
Sebagai pustakawan, aku sangat percaya bahwa perpustakaan adalah jantung dari sebuah ekosistem literasi di sekolah. Bukan hanya sekadar tempat menyimpan buku, perpustakaan adalah ruang hidup, tempat tumbuhnya gagasan, kreativitas, dan kecerdasan para siswa. Maka, wajar jika aku berharap semua elemen sekolah, terutama para guru, memiliki perhatian yang besar terhadapnya. Namun, suatu hari aku berbincang dengan seorang teman—seorang guru yang kukagumi karena kompetensinya yang luar biasa. Dia adalah figur yang dikenal sebagai guru penggerak, sosok yang sering digadang-gadang sebagai inspirasi dalam memajukan pendidikan. Dengan penuh rasa ingin tahu, aku bertanya kepadanya tentang perpustakaan di sekolahnya. Namun, alih-alih mendapat jawaban yang bersemangat atau refleksi mendalam, dia malah berkata dengan santai, “Bagaimana apanya? Aku tidak mengurusi perpustakaan.” Jawaban itu membuatku tercekat. Aku tidak tahu apa yang lebih menohok—apakah nada seolah-olah perpustakaan itu tidak pentin...

Sepele Dadi Gawe

Hanya karena sebuah informasi.



Hanya karena informasi, seorang pengangguran bisa dapat kerjaan
Hanya karena informasi, seorang bisa lulus kuliah dengan biaya murah
Hanya sebuah informasi, seorang pedagang jadi laris dan kebanjiran orderan

Hanya karena sebuah informasi seorang bisa dapat pekerjaan yang bergengsi.

Bagi pemberi informasi itu hanya hal yang ringan malah bisa dibilang sepele  Eh ternyata imbasnya bisa mempengaruhi keberlangsungan hidup seseorang.

Pernah ngalamin?

Kalau aku sendiri sering mengalaminya.
Makanya aku bangga bisa kuliah di juruan informasi, eh lebih tepatnya nama jurusannya Ilmu Perpustakaan dan Informasi. 

Yups, perpustakaan memang menjadi wadah untuk menyimpan segala jenis buku yang di dalamnya terkandung berbagai macam ilmu. Alur penerimaan sebuah ilmu iutu berawal dari sebuah data yang diolah menjadi informasi lalu menjadilah sebuah pengetahuan. Yah singkatnya sih gitu. Maklum udah lulusan lama, jadi beda jauh lah ya sama yang fresh graduate.

Oke, aku mau cerita terkait beberapa informasi yang terlihat sepele namun berdampak besar dalam hidupku.

Awal tahun 2021, aku memutuskan untuk resign dari pekerjaanku dan ikut pindah bersama suami karena ditempatkan di luar Jogja. Menjadi full mother emang enak, pikiran lebih tenang, bisa leluasa mendampingi anak, rebahan di rumah sepuasnya, mengantar suami kerja sampai depan pintu dan menantinya pulang dengan penuh harapan membawa oleh-oleh, ihh ada yang samaan? hahaha.

Tapi, tiba-tiba pikiranku bergejolak. hampir 2 bulan di rumah aja gak ada kerjaan kantoran membuatku gabut tingkat dewa. Setiap hari rebahan sambil nyecroll-nyecroll medsos. So, aku kangen kerja. Dan Alhamdulillah suami selalu mendukung apa keinginanku. Akhirnya, seorang pemilik rumah yang kami tempati itu mengabarkan bahwa sekolah tempat anaknya membutuhkan seorang pustakwan. Langsung deh aku bikin lamaran, samperin ke sekolah, dipanggil wawancara lalu mulai kerja dengan gaji yang jauh banget dari ekspektasi. Lebih gede berkali-kali lipat dengan kerjaanku sebelumnya.

Sampai sini, aku udah kayak ga bisa ngomong banyak lagi. Kayak speaclessh gitu, jalur informasi yang kudapat ini tentu tak lepas dari campur tangan Allah. Karena segala hal yang kita pandang hanya sepele (misal hanya sebuah info) itu juga kalau Allah tidak berkehendak maka tidak akan terjadi. 

Sampai di sini aja, celotehku hari ini. Betewe makasih banyak udah mampir dna mau memebaca. 

Tau gak sih, aku tuh selalu lega kalau udah berceloteh kayak gini. Tunggu celotehku berikutnya ya

Komentar

Popular Posts

Pandai Mengukur, Lupa Bersyukur

Tak Apa Jika Pencapaian Kita Berbeda

Tak Mewah Tak Berarti Susah