Karya-Karya yang Terbukukan

Gambar
  Air Mata Luka (Antologi Cerpen), 2016, Penerbit Harasi Semua Tentang Kita (Antologi Cerpen), 2016, Mawar Publisher Personal Branding Pustakawan, 2016, Penerbit Ladang Kata Mozaik Pendidikan, 2017, Penerbit Pohon Cahaya Melukis Langit Impian (Antologi Cerpen), 2017, Penerbit Azyan Mitra Media Inovasi Layanan Perpustakaan, 2017, Penerbit Yuma Pustaka Fruit and Vegetable Stories – Kumpulan Dongeng Sayur dan Buah, 2018, Penerbit Wonderland Sepotong Rasa dalam Toples – kumpulan cerpen, 2018, Penerbit Intishar Yuk, Jadi Remaja Unggul, 2018, Penerbit Checklist Cinta dalam Pikiran Manusia yang Pura-Pura Dewasa, 2018, Penerbit Trust Media Ensiklopedi Kehebatan Transportasi Dunia, 2018, Wonderland Publisher Amazing Pregnancy, 2018, Wonderland Publisher. Cerita Unik dan Seru, 2018, Penerbit Dandelion Tales from Wonderland, 2019, Wonderland Publisher Suara Bersampul Merah, 2019, Penerbit Intishar Cinta Kala Itu, 2019, penerbit FunRead Ramadan Berkah Ala Rasulullah, 2019, Wonderland Publisher...

Tak Apa Jika Pencapaian Kita Berbeda


Moment lebaran, saat yang tepat untuk saling bersilaturahmi. Bisa bertemu dengan sanak keluarga tentu mengundang bahagia. Namun, sayang, ada beberapa orang yang menghindari moment tersebut. Ketika kebanyakan orang gembira menyambut kemenangan, tetap ada saja yang tidak seantusias itu menghadapi lebaran, malah cenderung sedih. Salah satu sebabnya ialah tentang satu kata yang bisa menjadi momok yang terkadang terselip dalam sebuah obrolan keluarga, yaitu pertanyaan yang diawali dengan "Kapan?"

"Kapan lulus?"
"Kapan kerja?"
"Kapan nikah?"
"Kapan punya anak?"
"Kapan belum ada adiknya lagi?" (ehmmm kalau pertanyaan yang ini sering kudapati xixixixi) dan masih ada kapan-kapan lainnya yang tak semua orang bisa menjawab ketika pertanyaan itu terlontar. Lantas apakah itu menjadi alasan untuk tidak bersilaturahmi? Sementara menjaga silaturahmi adalah hal mulia yang dianjurkan oleh agama. 

Tak bisa dipungkiri, saat berkumpul pasti ada saja hal yang selalu membuat penasaran sehingga sanak keluarga bertanya kabar dan pencapaian, tak apa, jawab saja seadanya.

So, Keep Calm 

Kehidupan duniawi seringkali menjadi panggung di mana kita secara tidak langsung membandingkan diri kita dengan pencapaian orang lain. Ini adalah refleksi alami dari keinginan manusia untuk mencapai dan tumbuh. Namun, ketika kita merasa bahwa pencapaian teman ata saudara kita tampak lebih unggul daripada yang kita miliki, itu dapat memicu berbagai emosi, termasuk iri, cemburu, atau merasa rendah diri. Cara menghadapi kenyataan ini dengan bijaksana adalah kunci untuk menjaga kesejahteraan mental dan emosional.

Penting untuk memahami bahwa perbandingan semacam itu mungkin tidak sehat. Setiap individu memiliki perjalanan hidup yang unik, dengan tantangan, peluang, dan waktu yang berbeda dalam mencapai tujuannya. Membandingkan perjalanan kita dengan perjalanan orang lain tidaklah adil karena itu tidak memperhitungkan faktor-faktor individu tersebut. Oleh karena itu, langkah pertama dalam menghadapi kenyataan bahwa pencapaian orang lain lebih unggul adalah dengan menetapkan perspektif yang sehat.

Coba alihkan fokus dari pencapaian orang lain ke pencapaian kita sendiri. Tinjau kembali perjalanan kita dan hargai setiap langkah kecil yang telah diambil menuju tujuan. Hal ini membantu membangun kepercayaan diri dan rasa bangga dengan diri sendiri. Jadikan pencapaian orang lain sebagai sumber inspirasi daripada sumber iri. Lihatlah prestasi mereka sebagai bukti bahwa impian dapat diwujudkan, dan gunakan hal ini sebagai motivasi tambahan untuk terus bekerja keras mencapai tujuan kita sendiri.

Jangan biarkan perasaan iri menghalangi hubungan kita dengan teman, rekan atau saudara yang berhasil. Berikan dukungan dan apresiasi pada mereka. Hal ini tidak hanya akan memperkuat hubungan Kita, tetapi juga akan menciptakan lingkungan sosial yang positif dan mendukung. Fokus pada pertumbuhan dan perkembangan pribadi kita juga sangat penting. Ingatlah bahwa kompetisi sejati bukanlah dengan orang lain, tetapi dengan diri sendiri. Tetapkan tujuan yang realistis dan terus berusaha untuk menjadi versi terbaik dari diri Kita sendiri.


Terkait adu pencapaian dengan orang lain, coba kita lihat dan renungkan dari beberapa perspektif berikut ini:

Inspirasi: Melihat pencapaian orang lain dapat menjadi sumber inspirasi. Kita dapat belajar dari perjalanan dan pengalaman mereka, menetapkan tujuan yang lebih tinggi, dan memotivasi diri untuk meraih kesuksesan serupa.

Motivasi: Pencapaian orang lain dapat menjadi pemicu untuk meningkatkan diri sendiri. Menggunakan kesuksesan mereka sebagai tantangan positif dapat membantu Kita mencapai potensi maksimal dalam hidup kita.

Konteks dan Perbandingan: Penting untuk selalu melihat pencapaian orang lain dalam konteksnya. Setiap individu memiliki latar belakang, tantangan, dan kesempatan yang berbeda. Jangan membandingkan diri ini secara langsung dengan orang lain, tetapi fokuslah pada perjalanan dan kemajuan pribadi.

Keterbatasan Informasi: Ketika melihat pencapaian orang lain, ingatlah bahwa kita hanya melihat bagian kecil dari kehidupan mereka. Mereka mungkin memiliki tantangan dan masalah tersendiri yang tidak terlihat dari luar. Jangan menilai seseorang hanya berdasarkan pencapaian materi atau prestasi eksternal.

Self Reward: Lebih baik fokus pada pencapaian diri sendiri dan apresiasi terhadap kemajuan yang telah dicapai. Merayakan pencapaian kecil dan berfokus pada perjalanan pribadi akan membantu meningkatkan rasa bahagia dan kepuasan.

Empati dan Dukungan: Cobalah untuk merasa senang atas pencapaian orang lain tanpa merasa cemburu atau iri. Jika ada teman atau keluarga yang berhasil, jadilah orang yang memberikan dukungan dan kebahagiaan bagi mereka. Bersikap empati akan menciptakan hubungan yang positif dan sehat dengan orang-orang di sekitar kita.

Self-Compassion: Jangan terlalu keras pada diri sendiri ketika melihat pencapaian orang lain. Belajarlah untuk merangkul kegagalan sebagai bagian dari pembelajaran dan pertumbuhan. Praktikkan self-compassion dan berbicara pada diri sendiri seperti kita akan berbicara pada teman yang sedang menghadapi tantangan.

Ingatlah kembali, hidup adalah perjalanan yang unik bagi setiap individu. Maka kita akan menyadari bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Selalu fokuslah pada diri sendiri, tetap berusaha menjadi yang terbaik versi diri kita, hargai pencapaian kita sendiri tanpa harus merendahkan orang lain, dan tak apa jika pencapaian kita berbeda. Semangatttt!!!

Komentar

Popular Posts

Tak Mewah Tak Berarti Susah

Ghibah: Antara Obrolan Sehari-hari dan Kebiasaan yang Dinormalisasi