Postingan ini aku tulis sembari menunggu antrian yang lumayaaann puanjang.
Jadi aku mau share langkah-langkah memperpanjang di SIM di polres Kulon Progo Yogyakarta.
Pertama, aku pergi dulu ke lokasi cek kesehatan, letaknya di selatan POLRES. Eh betewe dah tau kan ya, alamat Polres KP ada di mana. Hihi.
Nah, setelah sampai, aku langsung parkir. Petugas parkirnya informatif banget. Jadi, sebelum kutanya, dia sudah memberi info apa aja yang harus kulakukan. Betewe biar gak kyak orang ilang aku mengajak suami. Walo sebelumnya suami sudah memperpanjang SIM, tapi entah mesti ga hafal urutannya. Maklum udah lama soalnya.
Nah kembali lagi, aku sudah menyiapkan berkas foto kopi KTP dan SIM. Juga udah bawa stopmap dari rumah. Ya maklum memanfaatkan stopmap yang nganggur gt daripada gak dimanfaatkan ye kan. Aku tahu info ini sebelumnya tanya sama kakakku yang udah melakukan perpanjangan SIM, 4bulan yang lalu. Untungnya kakakku ingatannya tajam, jadi info yang dia berikan sangat membantuku mempersiapkan berkas-berkasnya, tau lah ya, klo saja aku fotokopi di tempat itu menambah antrian panjang, dan makan waktu tentunya. Tapi sayangnya, aku salah bawa amplop, harusnya warna klo perpanjangan itu warna biru. Sementara aku bawanya warna kuning. Soal warna aja rempong ya? Aku aku nurut lah ya, mungkin biar nanti mudah mengklasifikasi dokumennya. (Ngomong-ngomong soal klasifikasi, aku kuliah tentang makul ini 1 semester lho, hahaa). Jadi, aku akhirnya ke kedai fotokopi itu beli stopmap. Ya tau lah ya harga memang selisih lumayan dibanding warung biasanya.
Oke akhirnya sampai gilirannku. Aku masuk ke loket tes kesehatan. Di sini aku ditanya-tanya, soal tekanan darah, cek buta warna, tinggi badan dan berat badan, dan berat badan ini aku jawabnya agak ragu. Ketauan kalo gendut๐.
Oke lanjut, selesai dari cek kesehatan, lalu bayar sebesar 25rb. Stelah itu menuju ke loket kesehatan rohani. Di sini aku disuruh ngerjain 30 butir soal psikotest. Yeaa akhirnya lulus uji dan disuruh membayar 50rb. Intinya yang penting mbayar. Huaaa
Setelah itu aku langsung menuju kantor Polres. Tapi ambil motor dulu lalu parkir lagi, Gaes. Sebenarnya tadi parkir sekali aja di polresnya, toh jarak loket test kesehatan hanya beberapa ratus meter lah bersebrangan ama Polres. Itung-itung sekalian olahraga, mau jalan kaki. Hehe.
Sesampai di polres, antriaannya buanyak gaess. Sempat ada yang bilang ke MPP aja, ah kenapa gak sedari tadi kepikiran itu yaaa... tapi udah kadung ke sini. MPP itu apa? Mall Pelayanan Publik. Sebuah gedung baru yang ada di Kulon Progo yang melayani berbagai urusan masyarakat lah pokoknya, semacam perpajakan macam ni, ada perpustakaannya juga lho, ehh kok jadi merembet bahas MPP sih. hehehe.
Oke, kembali ke Polres. Setelah antri menanti lama gak dipanggil-panggil juga, akhirnya ada seorang petugas yang gagah tapi tak setampan suamiku, heheh, menyamperi petugas layanan bank kalau untuk perpanjangan SIM pindah ke bus layanan SIM keliling yang ada di depan lobi. Okelah, bagaimanapun juga ini solusi yang tepat untuk memutus rantai antrian yang tak kunjung pendek ini. So, giliran nomerku dipanggil untuk bayar administrasi sebanyak 75ribu rupiah, maka aku langsung menuju lobi, menanti di depan bus.
Ya, menanti dipanggil lagi. Sebentar? Cukup lumayan lama juga, seenggaknya sampai ada kejadian beli minuman kadaluarsa. Lho kok bisa? hahaah, iya jadi ceritanya, suami beli minuman jus jambu gitu, lalu pas diminum kok rasanya agak beda gitu, tapi tetep aja diminum sampe separo, eh setelah dilihat-lihat ternyata kadaluarsanya bulan september kemarin. Jadi langsung gondok gitu kan, ya. Pikiran buruk jadi melayang-melayang. Ayo banyakin istighfar, ada pesan-pesan terakhir? hihii. Langsung deh komplain sama mbak kantinnya. Trus mbak kantin mengganti minuman lain yang masih baru dan tentu yang gak kadaluarsa dong ya. Untungnya mbak kantin gak marah dan malah bilang trimakasih karena hal ini. Dan untungnya lagi, kami baik-baik saja, secara, bisa posting tulisan ini. hehe
Akhirnya sampai juga namaku dipanggil, aku masuk bus. Dan heboh lagi, pas tes sidik jari, oh ternyata mesin gak kunjung mendeteksi sidik jari kelingkingku. jadi setiap tiba giliran kelingkingku di scan, kodenya gak muncul. Ah, sampai berkali-kali dicoba, sampai aku takut kalau petugas polisi yang gagah dan tidak setampan suamiku ini frustasi, kan jadi berabe. Lalu akhirnya pinjem deh jari kelingking petugas lain ya biar aplikasinya segera teratasi. Oke, yang penting kesembilan jariku sudah terdekteksi lah ya.
Setelah itu aku keluar dari bus, dan tak selang beberapa lama namaku dipaggil lagi, dan yaaa sim baruku dah jadi. Ini dia, tampilannya. Sempet nyesel juga kenapa wajahku jadi tambah tembem gitu. Andai saja ada filternya kan seenggaknya bisa request mode tirus gitu, hehe. Tapi ya inilah aku, apa adanya aja lah. Sudah bersyukur banget diberi karunia seperti ini.
Eh, iya, sekedar info aja, postingan ini mulai kutulis saat bulan Desember 2020 tanggal 22, cuma baru kuposting hari ini. Jadi, SIMku ini sebenarnya habis tanggal 2 Januari 2021, tapi karena takut kalau besok gak sempet, karena ada agenda ke luar kota, jadi kuawali aja perpanjangannya. Info sebelumnya yang kudapat, sekarang masa berlaku 5 tahun selanjutnya sesuai dengan pas tanggal perpanjangan, nggak ngikut tanggal lahirnya. Dan ya, kebanyangkan kalau misal gak pake peraturan itu, berarti klo aku perpanjangannya bulan desember 2020, dan habisnya 2 Jan 2025, SIMku cuma berlaku 4 tahun dong, rugi kan, hihii...
Oke, dear, sekian dulu. Terimakasih sudah mampir dan mau membaca.
Komentar
Posting Komentar