The Power of Qadarullah: Belajar Tenang Saat Takdir Tidak Sejalan Harapan

Gambar
  Aku pernah merasa jengkel, kecewa, bahkan ingin marah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginanku. Rasanya seperti semua usaha dan harapan dipatahkan dalam sekejap. Saat itu, aku merasa punya cukup alasan untuk mengeluh. Tapi di tengah kemarahan yang hampir meluap, ada seseorang yang berkata  "Qadarullah." Tak lebih. Hanya satu kata itu. Tapi hatiku seperti dicegah untuk meledak. Langsung nyesss. Seperti ada kekuatan yang tidak terlihat dari kata itu. Menenangkan. Menahan. Bahkan menyadarkanku. Sejak saat itu, aku mulai memahami: Qadarullah bukan sekadar ucapan. Ia adalah bentuk kepasrahan yang paling elegan kepada Allah. Ia adalah jembatan antara usaha dan ridha. Ia adalah pengakuan bahwa kita ini hamba—yang tak tahu rencana utuh dari Sang Pengatur. Belajar Menerima Takdir Kalimat Qadarullah, wa maa syaa-a fa‘al berarti, "Ini adalah takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi." Kalimat ini bukan untuk orang yang lemah, justru untuk me...

Like and Dislike

Kata like and dislike ini mengingatkanku pada chanelku. Ehh iya yang belum subscribe boleh deh meluncur ke youtube "Ririn Kada"

Jadi entah pas ada insiden apa, ini pertama kalinya video di youtube dapat dislike. 😭😭😭

Konon katanya, ini berawal dari temen Salman yang emang mungkin lagi marahan kali ya, trus mengklik tombol πŸ‘Ž
Nyebelin ga sih, yang berantem siapa yang kena imbasnya siapa.🀦

Huuhhh dia mah pas critanya biasa aja. Tapi si emak, wuaaaaa kecewaa paraahh. Ih tega bener sih tuh temennya main dislike. Kan bikin pamor chanelku menurun. Ehmm ya walau belum monetise sih. Masih ecek2 ya emang wajar.

Dan kita emang harus siap untuk tidak disukai, seperti yang di bahas dalam buku ini, nih.

Teman-teman udah baca bukunya?
Boleh deh sharing. πŸ€—

Jadi, aku tuh seneng banget pas dapat buku ini. Yups, aku beli langsung di gramedia officialnya. So, pastinya buku ini ori. Jujur, aku pernah nyesel karena kebodohannku pernah beli buku via online, yang ternyata tuh buku cuma copian. Ya Allah, harga yang memang selisih banyak itu kayaknya gak ada apa-apanya jika dibanding beli barang bajakan. Buku bajakan itu bad banget. Astaghfirullah. Ya Allah ampunilah hamba-Mu ini🀲🀲🀲

Oke, lanjut ngomongin isi bukunya. Pada bab pertama, kita akan disambut dengan sebuah dialog antara pemuda dan seorang filsuf. Lalu di halaman selanjutnya ternyata formatnya sama bentuk dialog gitu, dan seterusnya. Wah buku ini memang unik. Jadi kita bacanya kayak melihat sebuah obrolan gitu. Kan jadi ga membosankan. Eh sebenernya tujuan utama tulisanku bukan review buku sih, hanya aku mau mengambil hikmah. Yups, tepatnya "belajar" mengambil hikmah. Bahwa di dunia ini memang gak mungkin semua orang menyukai kita. Kebalikannya, kita juga pernah kan ga menyukai orang, nah loh🀭.

Makanya hak-hak mereka lah kalau mau menyukai atau membenci kita. Tapi kalau saran yang baik sih, seberapa benci orang ke kita, ya kita harus tetap menjadi baik. 

Oke, sampai di sini dulu cuap-cuapku. Terimakasih sudah mampir.πŸ™

Komentar

Popular Posts

Tak Mewah Tak Berarti Susah

Ghibah: Antara Obrolan Sehari-hari dan Kebiasaan yang Dinormalisasi

Ketika Tren Ramadan dan Lebaran Menjadi Bumerang