Postingan

Karya-Karya yang Terbukukan

Gambar
  Air Mata Luka (Antologi Cerpen), 2016, Penerbit Harasi Semua Tentang Kita (Antologi Cerpen), 2016, Mawar Publisher Personal Branding Pustakawan, 2016, Penerbit Ladang Kata Mozaik Pendidikan, 2017, Penerbit Pohon Cahaya Melukis Langit Impian (Antologi Cerpen), 2017, Penerbit Azyan Mitra Media Inovasi Layanan Perpustakaan, 2017, Penerbit Yuma Pustaka Fruit and Vegetable Stories – Kumpulan Dongeng Sayur dan Buah, 2018, Penerbit Wonderland Sepotong Rasa dalam Toples – kumpulan cerpen, 2018, Penerbit Intishar Yuk, Jadi Remaja Unggul, 2018, Penerbit Checklist Cinta dalam Pikiran Manusia yang Pura-Pura Dewasa, 2018, Penerbit Trust Media Ensiklopedi Kehebatan Transportasi Dunia, 2018, Wonderland Publisher Amazing Pregnancy, 2018, Wonderland Publisher. Cerita Unik dan Seru, 2018, Penerbit Dandelion Tales from Wonderland, 2019, Wonderland Publisher Suara Bersampul Merah, 2019, Penerbit Intishar Cinta Kala Itu, 2019, penerbit FunRead Ramadan Berkah Ala Rasulullah, 2019, Wonderland Publisher...

Terompet dan Legenda O Bia Mokara

Gambar
  Haii...kemana aja diriku?? Udah hampir seminggu menapaki tahun baru. Yaps, ini adalah postingan pertama di tahun 2022. Tahun baru kemarin, aku ke mana aja??? Halowww...entahlah. Aku sendiri memang gak begitu interest dengan perayaan tahun baru, terlebih lagi agama Islam pun melarang ikut-ikutan hal yang seperti itu. Iya kan? Tau lah ya? Budaya nyalain kembang api, bakar-bakaran, tiup terompet itu ga ada perintahnya dalam Islam. Apalagi ini kan pergantian tahun baru masehi. Ngapain di rayain? Iya sih, secara administratif kita ngikutin kalender masehi, iyaps, oke, fine. Tapi hari itu sama aja. Masih 24 jam, matahari masih terbit dari timur dan tenggelam ke barat dan aku tambah tua 😟 Oke, karena secara kalender berubah menjadi awal yang baru, boleh membuat moment perubahan target baru, goals baru dalam hidup. Tapi itu lagi, cara memaknainya ya ga perlu pakai cara-cara jahilliyah. Ngomongin soal niup terompet. Jadi teringat kisah yang kualami tahun lalu. Sekitar akhir Desember 2020...

Sembilan Tahun Lamanya

Gambar
Siang itu ketika aku ditanya oleh beberapa rekan tentang sertifikat profesi, background pendidikan, dan masa kerja, mereka terpukau saat aku menjawab sudah bekerja di tempat sebelumnya selama kurang lebih 9 tahun.  Memang tidak banyak yang tahu asal usulku, track recordeku (apaan tuh), semenjak kepindahan ini. Ehmm oke, aku memang belum mengukir banyak prestasi. Aku masih merasa perlu banyak lagi belajar meski sudah bisa dikatakan "lama" dalam menjalani profesi ini.  Eh profesi apa sih?? Sekarang aku mau cerita. Dan, spoiler aja, cerita ini insya Allah akan menjadi buku antologi. Aamiiiin. Bagiku berkunjung ke perpustakaan itu seru. Memilih-milih buku, menelusuri barisan judul-judul pada setiap rak, membuka lembaran-lembaran yang berwarna-warni, oh sangat menyenangkan. Apalagi saat menemukan buku cerita yang menarik, aku tak sabar ingin meminjamnya. Terselip rasa bangga dan puas jika bisa meminjam dan mengembalikan buku di perpustakaan . B isa membaca aneka buku...

Fokus Saja pada Rumputmu

Gambar
Rumput tentangga lebih hijau. Pernah denger kan ungkapan seperti itu? Malah ga cuma rumput, halaman tetangga lebih luas, rumah lebih gede, properti lebih lengkap, kerjaan lebih perlente. Apalagi?? Hehhe. Sebenernya draft tulisan ini udah lama bersarang dan tak kunjung dieksekusi sampai akhirnya hari ini akan kupublikasi. Bahkan sampai tulisan ini diselesaikan pun aku udah pindah tempat tinggal dan tak bisa lagi setiap hari memandangi rumput yang ada di gambar tersebut. Yaps, kurang lebih dua tahun yang lalu aku menangkap gambar itu. Sebuah landscap taman depan rumah kami yang sepintar terlihat "jembrung". Rumput liar yang tumbuh begitu subur, tampak merusak keindahan. Bagi mata yang memandang mungkin sepintas akan berkomentar, "sik duwe omah keset!" Wkwkwkwkw. Aku memang males "mbubuti suket". Yang paling rajin ngurus rumput ya mbah kakung, beliau memakai semprotan pembasmi rumput yang sekali semprot bikin para rumput klepek2, layu, trus menger...

Unboxing Masalah dan Solusi

Gambar
Malam itu hujan rintik-rintik, ada seruan "Pakeeeeetttt!", dengan nada yang khas, tau lah ya.😀  Aku sedikit terperanjat dan buru-buru mengambil jilbab lalu kutemui "Mas-Mas" bermantel oranye itu. Terkadang aku suka lupa, ini paket apa ya? Karena memang selama di sini aku lebih suka belanja via online, terlebih e-commerce yang sering ditawarkan ama mas Al dan mb Andine itu😀 Belanja online itu lebih praktis dan lebih hemat sih menurutku. Apalagi di sini yang jalanannya macet ga ketulungan. Bikin males pegi-pegi kalau gak penting buanget. Padahal bukan di pusat kota aja dah "amazing" suasana jalannya.  Selain itu, belanja online mah gak usah pakai mandi dulu, dandan dulu, dan tetek bengeknya, 'kan ya tinggal nunul HP aja. Barang-barang yang gak urgent banget buat dipakai memang belanja online solusinya. Ehmm ngomong-ngomong soal solusi. Aku mau cerita dikit soal barang pesanan yang baru kupesan ini. Oh ya jadi kemarin aku beli folding desktop phone sta...

Mengikhlaskan Kehilangan

Gambar
Entah bagaimana cara menggambarkan perasaanku waktu itu. Pagi hari saat melintasi gerbang sekolah, aku melihat seonggok barang yang dipajang di meja depan pos satpam. Sepontan aku mendekatinya, lalu bertanya pada petugas jaga perihal identitas barang tersebut. Tentu dia tak mengetahuinya, dan itu yang kuharapkan, karena barang itu memang milikku yang telah hilang seminggu yang lalu. Tentu aku girang bukan kepalang melihat sebuah tas jinjing yang begitu familiar. Di dalam berisi lunchbox, dan botol minum bermerk yang membernya sudah di mana-mana. Tau lah ya ga usah aku sebutkan merk-nya😀 Tentang hilangnya lunchbox ini, kisahnya berawal ketika aku mau berangkat sekolah dan benda itu ternyata tak ada di rumah. Kupikir tertinggal di sekolah, nyatanya, di ruangan kantor pun tak ada. Kutelusuri seantero lorong yang pernah kulalui, kutanya orang-orang yang kutemui, nihil. Seharian itu hatiku berkecamuk. Memikirkan keberadaan benda yang tak berharga. Lebay banget, ya? Emberrr. Sec...

Nikmati Proses, Kurangi Protes

Gambar
Bulan ini masih bernuansa kemerdekaan kan ya. Betewe tema kemerdekaan tahun ini cucok banget utk diriku. Tangguh dan tumbuh.  Sudah lama rasanya bumi kita prihatin atas musibah yang menimba. Oh corona. Oh iya ngomong-ngomong aku belum pernah mengulas tentang corona di blog ini. Padahal sudah hampir 2 tahun kita menghadapinya. Ahh ini aku yang keterlaluan terlena sampai lupa menuliskannya, atau memang aku tak mau membahas itu??  Ehmm...memang sih adanya corona ini menuai banyak pemahaman. Oke, tapi aku gak mah bahas soal banyaknya pemahaman itu. Hanya saja aku mau mengulas soal pendapatku saja, meskipun pendapatku pasti ada yang gak setuju. Eh ngomong-ngomong tentang "ketidak setujuan", bukan cuma soal corona, kadang pemikiran yang lain, ada juga yang menentang. Yaahh namanya juga hidup di dunia. Ada banyak manusia, ada banyak akal dan pikiran mereka ya wajar saja. Aku toh juga gak mungkin bisa menjadi apa yang mereka mau kan ya. Yang mungkin bisa dilakukan ialah ...

Kisah Rudi dan Hakikat Hidup Ini

Gambar
Rudi adalah seekor kuda yang tinggal di istal bersama teman-temannya. Mereka membantu anak-anak yang mau belajar naik kuda. Hanya saja, Rudi jarang diminati oleh anak-anak. Hal itu membuatnya sedih. Rudi merasa dirinya tidak sekeren teman-temannya karena tidak memiliki surai yang indah. Meski sudah disampo, disikat keras-keras, tetapi surainya tetap lepek. Hingga suatu hari, ada seorang anak perempuan yang mendekatinya. Anak itu memilih dirinya. Anak itu menyukai Rudi, karena matanya. Kuda itu memiliki mata yang ramah. Akhirnya mereka bermain bersama dengan riang gembira. Semenjak itu, Rudi tak sedih lagi. Meski tak memiliki surai yang indah, tetapi dia bahagia dan merasa bangga dengan karena matanya yang ramah. **** Terkadang, kita seperti Rudi. Kita? Eh aku kali, kalian enggak. Hihi. Ya, terkadang kita terlalu fokus dengan apa yang menjadi ke"ngetren"an orang-orang pada umumnya. Tanpa peduli apa sih hakikat hidup ini. Sampai akhirnya tidak sadar bahwa kita seben...