The Power of Qadarullah: Belajar Tenang Saat Takdir Tidak Sejalan Harapan

Atomic habits tidak hanya berpaku pada sebuah judul buku yang lagi ngehits itu. Tapi istilah ini sebenarnya juga seperti peribahasa yang kita kenal sejak masih bocil, "Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit". Yups ini bukan soal menabung tapi mungkin ini akan berlaku juga pada suatu kebiasaan kecil yang dapat memiliki dampak besar dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin banyak orang yang meremehkan kekuatan kebiasaan kecil karena ukurannya yang terlihat tidak signifikan. Namun, kumpulan kebiasaan kecil ini dapat membentuk dasar untuk perubahan besar dan positif dalam hidup seseorang. Jadi aku mau mulai dari diriku sendiri. Kebiasaan kecil yang mulai aku terapkan ini seenggaknya membuatku merasa berguna sebagai manusia. Meski ada banyak hal yang telah kulakukan tapi aku mau membagi pengalamanku terkait kebiasaan yang udah kulakukan ini yang juga berdampak pada orang lain.
1. Tumpuk Tengah
Metode tumpuk tengah (stacking dishes) adalah etika makan yang baik yang dapat membantu membuat pengalaman makan di restoran lebih mudah bagi pelayan dan pengunjung lain. Ini juga merupakan cara sopan dan membantu pelayan. Meski demikian ada pula restoran yang tidak menghendaki metode seperti ini.
Terlepas dari kebijakan lain tadi, aku menerapkan sebisa mungkin sebelum meninggalkan meja, sebelum pulang merapikan peralatan makan seperti gelas, sendok dan pritilan-pritilannya lalu tumpuk di tengah. Tidak hanya di restoran atau ketika jajan, ketika kita bertamu, saat mendapat jamuan makan pun sebaiknya juga rapikan piring/alat makan. Seenggaknya kita bisa sedikit membantu meringankan tuan rumah ya kan.
Meski pada umumnya tuan rumah juga gak ingin tamunya repot-repot tapi ini sebagai bentuk kesadaran kita saja. Oh trus kalau di resto, kan udah ada pelayan? Mereka memang digaji untuk membereskan itu semua. Iya benar sih, tapi kalau aku memegang prinsip dari hadits ini
"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2699)
Jadi tak perlu memikirkan ini tugasnya siapa, tapi kalau aku lebih fokus kepada kebaikan yang kita tanam tentu kita akan menuainya.
2. Bawa Kantong Belanja Sendiri
Membawa kantong belanja sendiri adalah kebiasaan yang baik dan berkelanjutan yang dapat memberikan dampak positif pada lingkungan/bumi. Berikut adalah beberapa manfaat dan alasan mengapa kebiasaan ini dapat membawa perubahan baik yaitu:
Reduksi Sampah Plastik
Konservasi Sumber Daya
Menghemat Uang
Pengurangan Pemanasan Global
So, menjaga kebiasaan membawa kantong belanja sendiri ini adalah langkah kecilku yang dapat memberikan kontribusi besar untuk menjaga lingkungan dan bumi kita.
3. Pinjam Buku di Perpustakaan
Aku mengenal sebuah bangunan perpustakaan itu sejak menduduki bangku sekolah dasar. Karena dulu uang sakuku sedikit, jadi ketika istirahat aku menghabiskan waktu di perpustakaan dengan membaca dan meminjam buku. Menariknya lagi sekarang aku telah menghabiskan sisa umurku untuk bekerja di perpustakaan dan ini menjadi tantangan bagiku untuk bisa rutin meminjam buku. Namun aku lebih senang meminjam buku bukan di perpustakaan tempatku bekerja. Kenapa? ya karena aku pengen nuansa yang berbeda.
Nah, meminjam buku di perpustakaan adalah kebiasaan yang memiliki banyak manfaat, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa alasan yang kurangkum beberapa manfaat meminjam buku di perpustakaan.
Ekonomis
Meningkatkan Literasi
Mendukung Pendidikan
Menjaga Lingkungan
Eksplorasi Minat dan Hobi
Fasilitas dan Layanan Lainnya
Meminimalkan Keborosan
Mendorong Kebiasaan Membaca
Terakhir, dengan meminjam buku di perpustakaan membuatku tertantang untuk segera menyelesaikan bacaannya sehingga aku bisa meraup insight-insight yang ada dalam buku tersebut tanpa kutunda-tunda. Berbeda jika buku yang kubaca itu adalah bukuku sendiri maka aku akan punya banyak alasan untuk membacanya nanti-nanti saja karena toh ini juga milikku, bacanya kapan-kapan juga bisa.
Komentar
Posting Komentar