Tidak Mengurusi Perpustakaan, Katanya.

Gambar
Sebagai pustakawan, aku sangat percaya bahwa perpustakaan adalah jantung dari sebuah ekosistem literasi di sekolah. Bukan hanya sekadar tempat menyimpan buku, perpustakaan adalah ruang hidup, tempat tumbuhnya gagasan, kreativitas, dan kecerdasan para siswa. Maka, wajar jika aku berharap semua elemen sekolah, terutama para guru, memiliki perhatian yang besar terhadapnya. Namun, suatu hari aku berbincang dengan seorang teman—seorang guru yang kukagumi karena kompetensinya yang luar biasa. Dia adalah figur yang dikenal sebagai guru penggerak, sosok yang sering digadang-gadang sebagai inspirasi dalam memajukan pendidikan. Dengan penuh rasa ingin tahu, aku bertanya kepadanya tentang perpustakaan di sekolahnya. Namun, alih-alih mendapat jawaban yang bersemangat atau refleksi mendalam, dia malah berkata dengan santai, “Bagaimana apanya? Aku tidak mengurusi perpustakaan.” Jawaban itu membuatku tercekat. Aku tidak tahu apa yang lebih menohok—apakah nada seolah-olah perpustakaan itu tidak pentin...

Review Drama Romance On The Farm


Hai teman-teman. Terimakasih sudah mampir lagi di blog sederhanaku.

Ehmm, kali ini aku perdana mau review drama china. Ya meski bukan pecinta drama banget sih. Hanya sekadar hiburan di sela-sela me-time-ku aja. Aku juga gak maniak menonton semua drama. Setiap ada serial yang sedang menjadi perbincangan tentu kuanalisis dulu sebelum kuputuskan mau kutonton apa kagak. Yups, karena hidup ini terlalu sayang untuk dihabiskan dengan nonton drama hiburan. hehehe.

Nah, aku baru aja nyelesain nonton ini, "Romance in the Farm". Ada yang samaan? Atau malah udah lama kelar nontonnya? Iya sih memang aku sengaja nonton setelah udah END. Biar enak maraton gitu kalau nunggu drama ongoing mulu tuh kayak nunggu gajian. Terasa lama. Wkwkwkwk

Jadi ini drama kisahnya tuh kehidupan petani yang relate banget ama kehidupan kita eh kita? Aku kali. Iya kehidupanku yang ndeso. Ada tingkah para keluarga yang hidup bersama masih dalam satu manajemen ama orang tua mereka. Trus ada perseteruan soal adik ipar, menantu, sesama sepupu pokoknya hampir kek drama Indonesia atau drama konten di sosmed gitu yang sering FYP. Hanya aja ini settingnya di China. Dan kehidupan desanya itu bener bener sama kayak di desa kita. Ada sawah, ternak dan dapurnya pun juga bener-bener dapur khas ndeso jaman old. Aku kayak dibuat nostalgia gitu. Jadi inget Almh simbokku (nenek). Hiks. Al-Fatihah.
 
Oke kembali ke drama ini, jadi Romance on the Farm awalnya menceritakan tentang seorang wanita modern yang tidak sengaja terjebak dalam game yang bertema pertanian. Tokoh utama wanitanya bernama Lian Man'er (Tian Xi Wei), ia harus bekerja keras untuk menyelesaikan misi mengumpulkan 1000 tahil emas. Man'er hidup dengan keluarga Lian yang penuh drama lucu kek yang kusebutkan di awal tadi. Sebuah keluarga besar yang hidup bersama. 

Kemudian dia bertemu dengan Shen Nuo (Joseph Zeng), sosok misterius yang cool, tampan dan gak nguatin wkwkwkw. Shen Nou itu karakternya cerdas dan berkarisma gitu. Bahkan orang-orang di keluarganya agak ragu kalau itu berasal dari keluarga ndeso. Karakternya yang kece tadi selalu bisa membantu Man'er menghadapi berbagai masalahnya. Setengah bagian bahkan lebih di drama ini akan diisi mengenai perjuangan pemeran utama untuk melindungi keluarganya dari tekanan keluarga besar yang sudah pasti akan membuatmu membutuhkan tisu. Seperti ketika ada sebuah insiden desanya Man'er mau digusur oleh orang kaya yang berkuasa. Meski tanah mereka akan dibayar mahal mayoritas warga menolak dan terjadilah pertikaian yang hampir menghilangkan nyawa salah satu warga. Ada seorang ayah tua yang syok berat dan jatuh pingsan melihat anaknya menentang keras mau dibunuh. Saat kakek Man'er menjenguk ayah tua tersebut istrinya tengah menangis tersedu-sedu melihat kondisi yang tidak aman, penuh dengan konflik maka dia menyarankan agar merelakan tanah saja, "Orang-orang itu pasti akan terus memaksa, mungkin saat ini kita selamat tapi besok kita tidak tahu apakah kita akan masih bisa beruntung? Apalah arti sebidang tanah dibanding dengan kedamaian keluarga kita,"

Ungkapan inilah yang membuatku tersentuh, oh betapa kehidupan sederhana ini sangat kaya akan kasih sayang. Pokoknya ada luapan campuran emosi yang naik turun bikin penasaran untuk lanjut ke episode berikutnya. Meski permasalahan yang diangkat cenderung ringan tapi alurnya bagiku sangat menarik. Apalagi saat Man'er menuntaskan misinya dan bisa keluar dari game yang dia masuki. Tapi ada sebuah kesedihan ketika awalnya dia ingin segera mengakhiri game karena misi yang sulit dan alur yang rumit, namun ketika misi tercapai ada rasa berat hati untuk mengakhirinya karena kenangan dan petualangan yang dia alami bersama pemeran tokoh pria sangat berkesan.

Insight yang kudapat dari drama 26 episode ini memberikan kerinduan akan nuansa pedesaan yang damai, tentram, nyaman dan bahagia meski banyak problematika. Selain itu ada nilai kekeluargaan, pertanian dan permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat desa. Oh ya seperti kasus paman pertama Man'er yang ngebet banget pengen jadi pegawai pemerintahan, ya kalau di Indonesia saat ini sebagai PNS gitu. Sungguh relate kan. Jadi komposisi cerita, penokohan yang kuat, penyutradaraan yang menarik dan atmosfer yang terbentuk dengan baik, 'Romance on The Farm' mampu menghadirkan hiburan yang menimbulkan rasa susah move on, serta menyajikan visual yang mempesona bagi para penontonnya terlebih karena main rolenya ganteng dan cantik kali yaaa. Oh ya drama ini bisa kalian tonton di salah satu platform legal iQIYI. 


Finally. makasih banyak sudah mau membaca reviewku ini sampai akhir. Next aku mau lebih rajin nulis lagi. Tungguin ya. Bye. See you next time.


Komentar

Popular Posts

Pandai Mengukur, Lupa Bersyukur

Tak Apa Jika Pencapaian Kita Berbeda

Tak Mewah Tak Berarti Susah