Postingan

Tidak Mengurusi Perpustakaan, Katanya.

Gambar
Sebagai pustakawan, aku sangat percaya bahwa perpustakaan adalah jantung dari sebuah ekosistem literasi di sekolah. Bukan hanya sekadar tempat menyimpan buku, perpustakaan adalah ruang hidup, tempat tumbuhnya gagasan, kreativitas, dan kecerdasan para siswa. Maka, wajar jika aku berharap semua elemen sekolah, terutama para guru, memiliki perhatian yang besar terhadapnya. Namun, suatu hari aku berbincang dengan seorang teman—seorang guru yang kukagumi karena kompetensinya yang luar biasa. Dia adalah figur yang dikenal sebagai guru penggerak, sosok yang sering digadang-gadang sebagai inspirasi dalam memajukan pendidikan. Dengan penuh rasa ingin tahu, aku bertanya kepadanya tentang perpustakaan di sekolahnya. Namun, alih-alih mendapat jawaban yang bersemangat atau refleksi mendalam, dia malah berkata dengan santai, “Bagaimana apanya? Aku tidak mengurusi perpustakaan.” Jawaban itu membuatku tercekat. Aku tidak tahu apa yang lebih menohok—apakah nada seolah-olah perpustakaan itu tidak pentin...

Sepele Dadi Gawe

Gambar
Hanya karena sebuah informasi. Hanya karena informasi, seorang pengangguran bisa dapat kerjaan Hanya karena informasi, seorang bisa lulus kuliah dengan biaya murah Hanya sebuah informasi, seorang pedagang jadi laris dan kebanjiran orderan Hanya karena sebuah informasi seorang bisa dapat pekerjaan yang bergengsi. Bagi pemberi informasi itu hanya hal yang ringan malah bisa dibilang sepele  Eh ternyata imbasnya bisa mempengaruhi keberlangsungan hidup seseorang. Pernah ngalamin? Kalau aku sendiri sering mengalaminya. Makanya aku bangga bisa kuliah di juruan informasi, eh lebih tepatnya nama jurusannya Ilmu Perpustakaan dan Informasi.  Yups, perpustakaan memang menjadi wadah untuk menyimpan segala jenis buku yang di dalamnya terkandung berbagai macam ilmu. Alur penerimaan sebuah ilmu iutu berawal dari sebuah data yang diolah menjadi informasi lalu menjadilah sebuah pengetahuan. Yah singkatnya sih gitu. Maklum udah lulusan lama, jadi beda jauh lah ya sama yang fresh grad...

Kisah dari Sekantong Jagung

Gambar
Sebelum hujan mengguyur dan sambaran petir yang menggelegar, aku ditawari seorang teman untuk mengambil jagung sisa dari acara camping kemarin. Jiwa emak mulai meronta saat ditawari hal semacam itu. Iya gak sih? Bergegaslah aku mengambilnya, lalu kumasukkan tumpukan jagung yang masih menggunung ke dalam kantong kresek hitam yang telah disediakan. Aku gak mengambil banyak, hanya sekitar 5 buah kalau gak salah. Toh hanya dimakan berdua. Eh iya berdua, karena si dia gak suka 🤭. Usai mengemasi jagung aku kembali ke aktivitasku, tapi karena hujan mulai deras, dan aku harus memegang payung serta sebuah map arsip maka kutinggalkan kresek hitam itu di atas rak sepatu, dan berencana akan kuambil kalau mau pulang nanti. Suasana sore itu memang cukup mencekap, aliran air yang begitu besar seakan akan menerjang masuk teras perpustakaan. Eh aku jadi ingat insiden sandal yang hilang. Tak mau mengulang hal yang sama, agar tidak hanyut, entah sandal/sepatu siapa saja langsung kuangkat k...

Dahsyatnya Kata Maaf

Gambar
Senin biasanya menjadi hari yang hectic. Iya ga? Padahal sebenarnya ya sama kayak hari-hari biasanya. Tapi entah mengapa hari Senin seperti dijadikan hari yang "istimewa". Ya se-istimewa hari ini.  Ceritanya, begini. Pagi sekali kami sudah tiba di sekolah. Terpampang angka 06.20 di layar mesin finger. Suasana masih sepi. Tapi hatiku seakan gaduh. Sebab, tas sekolah Salman lupa tidak dibawa. Begitu turun dari motor,  si dia baru menyadari bahwa tasnya tak ada di depan mata. Sementara Ayah sudah melaju pergi selepas kami berpamitan tadi. Lalu Emak bisa apa? baru aja sampai harus kembali? Mana ga ada motor lagi. Heran  deh, kenapa juga ini anak sekolah sampai lupa ga bawa tas? Pagi-pagi bikin emosi.  "Ga papa, Buk, ga bawa tas, kan nanti cuma PTS ga pelajaran," ucap si dia dengan entengnya. Sementara pikiranku sudah meraja lela kemana-mana. Sudah sejak tadi malam kusiapkan segala buku, kartu ujian dan barang yang harus dibawa (termasuk orderan mama temennya ...

Bekal Makanan Sehat Ala Aku

Gambar
Hari ini ada agenda makan bersama di sekolah si dia. Sebelumnya bu guru sudah memberitahukan bahwa anak-anak disuruh membawa bekal makanan sehat, dan akan dibagi-bagi ke temen-temennya. Hari sebelumnya, saat dapat info itu, aku berdiskusi dengannya. "Besok mau bawa makanan apa, Sal?" tanyaku. "Terserah ibuk aja, aku ngikut ibuk," jawabnya. "Kalau ubi kukus gimana?" tanyaku lagi "Oke," jawabnya singkat kemudian aku mulai hunting di warung-warung. Oke, ubi sudah dapat, dan pagi tadi 2 buah ubi dengan ukuran lumayan besar kukupas dengan penuh ketulusan. Kupotong-potong dengan kekuatan ekstra, lalu kukukus dengan seksama. Setelah dingin kumasukkan ke wadah bekal dan berangkatlah sekolah dengan riang. Tapi keriangan itu tak dirasa saat waktu pulang tiba. Saat melihat dia meletakkan wadah bekal yang kusiapkan tadi pagi, aku auto ngecek lagi. Dan, amazing, barisan potongan ubi tampak masih tertata sama seperti tadi pagi. "Ibuk, ...

Pengalaman Ikut Bakti Sosial di Bulan Ramadan

Gambar
  Kemarin, Ramadan ke 20, dia ikut baksos di sekolah. Sebuah moment yang cukup berharga buatnya, karena kesempatan ini tidak dimiliki oleh semua anak, hanya perwakilan saja dan dia yang mewakili kelas 1. Oke dari sini ia boleh bangga, deh. Acara selesai pukul 5 sore, tapi Ayahnya bisanya menjemput ba'da maghrib, karena kebetulan beliau juga ada tugas baksos di sekolahnya. Wah kebetulan banget sih jadwal anak dan ayah bisa kompak gini, hihi. Karena tak bisa jemput tepat waktu maka dia main di sekolah sembari menunggu buka puasa di sana. Tau ga sih, emak sampai nyecroli semua story nya Mr/Ms guru2, mungkin aja ada penampakan dirinya. Lama, tak ketemu. Sampai akhirnya entah karena takdir kali ya, ketemu video seorang Mr, dia sedang duduk dekat meja sembari memegang makanan yang tadi ibuk siapkan untuk buka di sana. Ya ampun, terimakasih ya anak sholeh bunda.

Hati Tetap Tenang, Menjalani Takdir-Nya

Gambar
Hujan deras mengguyur sore ini, bertepatan dengan waktu pulang. Suami sudah datang menjemput kami. Tapi sayang, anak-anak di perpustakaan masih asyik bercengkrama dan beberapa dari mereka belum dijemput. Alhasil, aku juga tak bisa langsung pulang begitu saja, apalagi hujan semakin deras. Derasnya aliran air seakan menyerang pintu masuk gedung perpustakaan. Ada lubang air yang terpasang dekat area taman, jalur aliran itu bersebelahan dengan deretan s epatu dan sandal para wali murid yang pada berteduh di teras perpustakaan. Karena saking asyiknya bercanda dan mengobrol sampai tak ada yang menyadari bahwa sepatu, dan sandal-sandal mereka hanyut masuk ke dalam saluran air.  Aku yang sudah terbiasa dengan pola hujan seperti ini, langsung mengecek keadaaan sepatu/sandal yang ada di luar. Satu hal kebiasaan mereka adalah memang begitu masuk sepatu/sandal langsung dilepas begitu aja tanpa diletakkan di rak yang telah disediakan. Sayang, aku sudah terlambat. Aku tak bisa berbua...

After Nonton Film Horor

Gambar
Hai, Teman-Teman! Terimakasih sudah datang kembali. 😀 Ehm... kali ini aku mau cerita soal perfilman, ciee, kayak sok idih banget, ye. Padahal bukan anak film. Nonton di bioskop juga kalau cuma pas kalau suami mood, hahaha soalnya beliau yang bayarin dan anterin. Nah, kali aku mau cerita soal film horor Indonesia. Seumur-umur, aku nonton film horor itu baru 3 kali. Yang pertama, nonton "Hantu Tanah Kusir". Huaa ketauan lama banget itu. Tahun 2009 kayaknya.  Lalu yang kedua kemarin belum lama tuh, "KKN di Desa Penari", dan yang ketiga ini, "Pengabdi Setan 2" Kenapa sih kok bisa nonton ini?  Berawal dari ajakan teman yang pengen banget ngebet nonton film itu. Katanya bagus gitu. Waktu itu masih awal tayang, jadi memang kabarnya masih hot. Aku yang diajak sih oke-oke aja meski pada awalnya gak begitu tertarik karena, memang bukan pecinta film horor, selain itu aku juga belum pernah nonton yang sesion 1 jadi takut kalau ga mudeng.  Tapi sayangnya k...