Postingan

Tidak Mengurusi Perpustakaan, Katanya.

Gambar
Sebagai pustakawan, aku sangat percaya bahwa perpustakaan adalah jantung dari sebuah ekosistem literasi di sekolah. Bukan hanya sekadar tempat menyimpan buku, perpustakaan adalah ruang hidup, tempat tumbuhnya gagasan, kreativitas, dan kecerdasan para siswa. Maka, wajar jika aku berharap semua elemen sekolah, terutama para guru, memiliki perhatian yang besar terhadapnya. Namun, suatu hari aku berbincang dengan seorang teman—seorang guru yang kukagumi karena kompetensinya yang luar biasa. Dia adalah figur yang dikenal sebagai guru penggerak, sosok yang sering digadang-gadang sebagai inspirasi dalam memajukan pendidikan. Dengan penuh rasa ingin tahu, aku bertanya kepadanya tentang perpustakaan di sekolahnya. Namun, alih-alih mendapat jawaban yang bersemangat atau refleksi mendalam, dia malah berkata dengan santai, “Bagaimana apanya? Aku tidak mengurusi perpustakaan.” Jawaban itu membuatku tercekat. Aku tidak tahu apa yang lebih menohok—apakah nada seolah-olah perpustakaan itu tidak pentin...

Ghibah: Antara Obrolan Sehari-hari dan Kebiasaan yang Dinormalisasi

Gambar
Di zaman sekarang, kita mungkin sering denger kata ghibah , yang sebenernya artinya lebih dari sekadar ngegosip. Dalam ajaran Islam, ghibah berarti ngomongin keburukan seseorang di belakang mereka, walaupun hal yang diomongin itu benar. Meski terkesan sepele, ghibah nggak cuma ngerusak hubungan sosial, tapi juga dianggap dosa besar dalam agama. Kenapa Sih Orang Suka Ngegosip? Bergosip kadang bikin suasana obrolan jadi rame, dan ini beberapa alasan kenapa ghibah sering kejadian: Rasa kepo : Naluri manusia pengen tau hal-hal menarik dari hidup orang lain, termasuk yang negatif. Biar lebih diterima : Ada yang ngerasa lebih "nyambung" kalau ikut ngegosip bareng temen-temen. Supaya ngerasa lebih baik : Kadang orang ngegosip untuk menutupi kekurangan diri sendiri atau biar kelihatan lebih baik dibanding yang diomongin. Pandangan Islam tentang Ghibah Dalam Islam, ghibah dianggap sebagai perbuatan yang sangat tercela. Allah SWT mengingatkan kita tentang bahayanya dalam Al-Qur’an, tep...

Secepat itu Kita Mengeluh?

Gambar
Tepat bulan Mei kemarin.  Kegelisahan itu datang tanpa permisi, menyelinap di sela-sela langkah saat menghadapi kesulitan. Rasanya seperti ada beban yang tak terlihat, menekan dada, membuat napas terasa sesak. Pikiran berlarian tanpa arah, memutar berbagai kemungkinan buruk, seolah dunia berhenti mendengar suara harapan. Aku bertanya-tanya, mengapa hidup tak pernah berjalan mulus? Mengapa selalu ada tantangan yang menghadang, apa ini menguji batas kemampuanku? Kala itu dokter berkata bahwa suamiku harus segera opname karena sakit demam berdarah dan typus. Oke terdengar hanya penyakit yang tidak serius. Tapi ini rawat inap perdana sejak kami menikah. Entah mengapa  itu sudah membuatku buyar seakan banyak permasalahan yang harus kuhadapi. Mengurus administrasi rawat inap, mengurus anak, bolak balik rumah, rumah sakit, dan sekolah. Kulakukan sendirian, karena ada di perantauan, jauh dari saudara/keluarga dan tentunya gak mau merepotkan tetangga. So, hectic banget sampai kayaknya ...

Pecahan Kaca dan Sebuah Refleksi Keimanan

Gambar
  "PYARRR" Suara pecahan kaca terdengar tajam, memecah keheningan di tengah keramaian. Di hadapanku, tumbler beling seorang anak terjatuh, isinya tumpah, dan pecahan kaca tersebar di lantai. Anak seusia SD itu tampak kebingungan, berdiri di antara kepingan-kepingan tajam itu, sementara orang-orang dewasa di sekelilingnya tetap sibuk dengan aktivitas mereka, seolah tidak terjadi apa-apa. Aku menunggu, berharap seseorang akan bertindak. Tapi tidak ada yang bergerak. Detik demi detik berlalu, dan aku merasa seperti satu-satunya yang sadar bahwa ini adalah situasi berbahaya. Anak itu bisa terluka. Orang-orang yang lalu-lalang bisa terinjak pecahan kaca. Apa iya aku juga harus bersikap sama seperti mereka? Membiarkan kaca berserakan atau memanggil cleaning servis untuk membersihkan? Rasa frustrasi mulai merayap dalam diri. "Kenapa tidak ada yang peduli?" pikirku. Akhirnya, aku menghela napas dan mengambil langkah maju, menyusuri lantai yang berserakan pecahan. Aku memint...

Review Drama "Wonderful World"

Gambar
Pernah menjeda pas nonton ini tapi ternyata nano-nano banget jalan ceritanya. Tentang politik, kriminal, hukum, psikologi, ah kayak terlalu berat buat diriku yang suka hal remeh ini. Hiks.  Awalnya pas tahu ada drama baru yang diperankan ama Cha Eun Wo ya pengen bikin nonton ya, ditambah lagi model rambutnya yang sedikit gondrong itu terlihat macho, gak terlalu cantik kayak karakter-karakter di drama sebelumnya. Setelah berhenti di episode 3, entah karena gabut atau apa eh akhirnya aku lanjut deh nontonnya. Ternyata drama Korea ini mengguncang emosi dengan tema balas dendam dan pencarian keadilan yang kompleks. Drama ini berkisah tentang Eun Soo-hyun (Kim Nam-joo), seorang ibu yang hidupnya hancur setelah kehilangan anaknya dalam insiden tragis. Ketika hukum gagal menuntut keadilan, Soo-hyun memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri. Di sisi lain, Cha Eun-woo berperan sebagai seorang karakter yang lebih muda yang terlibat dalam perjalanan emosional dan mis...

Tak Apa Jika Pencapaian Kita Berbeda

Gambar
Moment lebaran, saat yang tepat untuk saling bersilaturahmi. Bisa bertemu dengan sanak keluarga tentu mengundang bahagia. Namun, sayang, ada beberapa orang yang menghindari moment tersebut. Ketika kebanyakan orang gembira menyambut kemenangan, tetap ada saja yang tidak seantusias itu menghadapi lebaran, malah cenderung sedih. Salah satu sebabnya ialah tentang satu kata yang bisa menjadi momok yang terkadang terselip dalam sebuah obrolan keluarga, yaitu pertanyaan yang diawali dengan "Kapan?" "Kapan lulus?" "Kapan kerja?" "Kapan nikah?" "Kapan punya anak?" "Kapan belum ada adiknya lagi?" (ehmmm kalau pertanyaan yang ini sering kudapati xixixixi)   dan masih ada kapan-kapan lainnya yang tak semua orang bisa menjawab ketika pertanyaan itu terlontar. Lantas apakah itu menjadi alasan untuk tidak bersilaturahmi? Sementara menjaga silaturahmi adalah hal mulia yang dianjurkan oleh agama.  Tak bisa dipungkiri, saat berkumpu...

Tak Apa Jika Kamu Bukan Circle-nya

Gambar
Awal Ramadan kemarin, ada berita yang viral di sosmed, yaitu fenomena tarawih yang jamaah perempuannya kompak memakai mukena motif macan. Udah tau kan? Namun, ada satu jamaah yang berbeda, dia memakai warna hijau. Lalu, salah satu netizen ada yang berkomentar bahwa jamaah mukena hijau ini pasti nggak baca WA dan masih banyak komentar lainnya yang bikin ngekek dan juga gemes. hahaha. Mungkin saja benar, si mukena hijau tidak membaca pengumuman dari komandan squad mukena macan, atau memang dia adalah sosok yang netral yang tidak masuk dalam lingkaran (cricle) pertemanan mukena macan tersebut, toh, di masjid memang semua umat muslim bebas beribadah di sana tanpa aturan atribut, dresscode atau seragam tertentu. Intinya di masjid ya tempat beribadah umat Islam, untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Ilahi, terlebih lagi ini bulan suci. Ada sebuah kasus lagi, yang terjadi akhir-akhir ini yang membuat aku geli. Tentang keresahan seseorang (sebut saja A) pasca terlibat cekcok maya dengan te...

Pusaran Arus Negatif

Gambar
"Eh, sebel deh, aku gak suka ama sikap si X itu, dia sok cantik, sok pinter, sok suci, eh pelit senyum lagi, malesin banget," Jika kalimat itu terdengar oleh diriku yang belum mengenal si X sama sekali, biasanya aku akan menganggap bahwa karakter si X itu emang nyebelin, dan branding si X sok cantik itu bisa terpatri dalam mindset aku. Ehmmmmm ini nih bisa masuk dalam pusaran arus negatif. Bahaya ngga sih? Mari kita ulas. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terjebak dalam aliran pemikiran negatif yang menghasilkan prasangka buruk terhadap orang lain. S aat kita ngomongin keburukan orang maka kita akan tesedot dalam arus negatif sehingga mindset kita sudah terlanjur buruk terhadap orang yang disebutkan tadi padahal kita belum mengenal lebih dalam. Pemikiran-pemikiran ini dapat muncul dari pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan, pengaruh lingkungan sekitar, atau bahkan dari kondisi emosional dan psikologis yang tidak stabil. Misalnya, contoh di atas. Atau kita mung...