Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Tidak Mengurusi Perpustakaan, Katanya.

Gambar
Sebagai pustakawan, aku sangat percaya bahwa perpustakaan adalah jantung dari sebuah ekosistem literasi di sekolah. Bukan hanya sekadar tempat menyimpan buku, perpustakaan adalah ruang hidup, tempat tumbuhnya gagasan, kreativitas, dan kecerdasan para siswa. Maka, wajar jika aku berharap semua elemen sekolah, terutama para guru, memiliki perhatian yang besar terhadapnya. Namun, suatu hari aku berbincang dengan seorang teman—seorang guru yang kukagumi karena kompetensinya yang luar biasa. Dia adalah figur yang dikenal sebagai guru penggerak, sosok yang sering digadang-gadang sebagai inspirasi dalam memajukan pendidikan. Dengan penuh rasa ingin tahu, aku bertanya kepadanya tentang perpustakaan di sekolahnya. Namun, alih-alih mendapat jawaban yang bersemangat atau refleksi mendalam, dia malah berkata dengan santai, “Bagaimana apanya? Aku tidak mengurusi perpustakaan.” Jawaban itu membuatku tercekat. Aku tidak tahu apa yang lebih menohok—apakah nada seolah-olah perpustakaan itu tidak pentin...

Kisah dari Sekantong Jagung

Gambar
Sebelum hujan mengguyur dan sambaran petir yang menggelegar, aku ditawari seorang teman untuk mengambil jagung sisa dari acara camping kemarin. Jiwa emak mulai meronta saat ditawari hal semacam itu. Iya gak sih? Bergegaslah aku mengambilnya, lalu kumasukkan tumpukan jagung yang masih menggunung ke dalam kantong kresek hitam yang telah disediakan. Aku gak mengambil banyak, hanya sekitar 5 buah kalau gak salah. Toh hanya dimakan berdua. Eh iya berdua, karena si dia gak suka 🤭. Usai mengemasi jagung aku kembali ke aktivitasku, tapi karena hujan mulai deras, dan aku harus memegang payung serta sebuah map arsip maka kutinggalkan kresek hitam itu di atas rak sepatu, dan berencana akan kuambil kalau mau pulang nanti. Suasana sore itu memang cukup mencekap, aliran air yang begitu besar seakan akan menerjang masuk teras perpustakaan. Eh aku jadi ingat insiden sandal yang hilang. Tak mau mengulang hal yang sama, agar tidak hanyut, entah sandal/sepatu siapa saja langsung kuangkat k...

Dahsyatnya Kata Maaf

Gambar
Senin biasanya menjadi hari yang hectic. Iya ga? Padahal sebenarnya ya sama kayak hari-hari biasanya. Tapi entah mengapa hari Senin seperti dijadikan hari yang "istimewa". Ya se-istimewa hari ini.  Ceritanya, begini. Pagi sekali kami sudah tiba di sekolah. Terpampang angka 06.20 di layar mesin finger. Suasana masih sepi. Tapi hatiku seakan gaduh. Sebab, tas sekolah Salman lupa tidak dibawa. Begitu turun dari motor,  si dia baru menyadari bahwa tasnya tak ada di depan mata. Sementara Ayah sudah melaju pergi selepas kami berpamitan tadi. Lalu Emak bisa apa? baru aja sampai harus kembali? Mana ga ada motor lagi. Heran  deh, kenapa juga ini anak sekolah sampai lupa ga bawa tas? Pagi-pagi bikin emosi.  "Ga papa, Buk, ga bawa tas, kan nanti cuma PTS ga pelajaran," ucap si dia dengan entengnya. Sementara pikiranku sudah meraja lela kemana-mana. Sudah sejak tadi malam kusiapkan segala buku, kartu ujian dan barang yang harus dibawa (termasuk orderan mama temennya ...

Bekal Makanan Sehat Ala Aku

Gambar
Hari ini ada agenda makan bersama di sekolah si dia. Sebelumnya bu guru sudah memberitahukan bahwa anak-anak disuruh membawa bekal makanan sehat, dan akan dibagi-bagi ke temen-temennya. Hari sebelumnya, saat dapat info itu, aku berdiskusi dengannya. "Besok mau bawa makanan apa, Sal?" tanyaku. "Terserah ibuk aja, aku ngikut ibuk," jawabnya. "Kalau ubi kukus gimana?" tanyaku lagi "Oke," jawabnya singkat kemudian aku mulai hunting di warung-warung. Oke, ubi sudah dapat, dan pagi tadi 2 buah ubi dengan ukuran lumayan besar kukupas dengan penuh ketulusan. Kupotong-potong dengan kekuatan ekstra, lalu kukukus dengan seksama. Setelah dingin kumasukkan ke wadah bekal dan berangkatlah sekolah dengan riang. Tapi keriangan itu tak dirasa saat waktu pulang tiba. Saat melihat dia meletakkan wadah bekal yang kusiapkan tadi pagi, aku auto ngecek lagi. Dan, amazing, barisan potongan ubi tampak masih tertata sama seperti tadi pagi. "Ibuk, ...

Pengalaman Ikut Bakti Sosial di Bulan Ramadan

Gambar
  Kemarin, Ramadan ke 20, dia ikut baksos di sekolah. Sebuah moment yang cukup berharga buatnya, karena kesempatan ini tidak dimiliki oleh semua anak, hanya perwakilan saja dan dia yang mewakili kelas 1. Oke dari sini ia boleh bangga, deh. Acara selesai pukul 5 sore, tapi Ayahnya bisanya menjemput ba'da maghrib, karena kebetulan beliau juga ada tugas baksos di sekolahnya. Wah kebetulan banget sih jadwal anak dan ayah bisa kompak gini, hihi. Karena tak bisa jemput tepat waktu maka dia main di sekolah sembari menunggu buka puasa di sana. Tau ga sih, emak sampai nyecroli semua story nya Mr/Ms guru2, mungkin aja ada penampakan dirinya. Lama, tak ketemu. Sampai akhirnya entah karena takdir kali ya, ketemu video seorang Mr, dia sedang duduk dekat meja sembari memegang makanan yang tadi ibuk siapkan untuk buka di sana. Ya ampun, terimakasih ya anak sholeh bunda.

Hati Tetap Tenang, Menjalani Takdir-Nya

Gambar
Hujan deras mengguyur sore ini, bertepatan dengan waktu pulang. Suami sudah datang menjemput kami. Tapi sayang, anak-anak di perpustakaan masih asyik bercengkrama dan beberapa dari mereka belum dijemput. Alhasil, aku juga tak bisa langsung pulang begitu saja, apalagi hujan semakin deras. Derasnya aliran air seakan menyerang pintu masuk gedung perpustakaan. Ada lubang air yang terpasang dekat area taman, jalur aliran itu bersebelahan dengan deretan s epatu dan sandal para wali murid yang pada berteduh di teras perpustakaan. Karena saking asyiknya bercanda dan mengobrol sampai tak ada yang menyadari bahwa sepatu, dan sandal-sandal mereka hanyut masuk ke dalam saluran air.  Aku yang sudah terbiasa dengan pola hujan seperti ini, langsung mengecek keadaaan sepatu/sandal yang ada di luar. Satu hal kebiasaan mereka adalah memang begitu masuk sepatu/sandal langsung dilepas begitu aja tanpa diletakkan di rak yang telah disediakan. Sayang, aku sudah terlambat. Aku tak bisa berbua...

After Nonton Film Horor

Gambar
Hai, Teman-Teman! Terimakasih sudah datang kembali. 😀 Ehm... kali ini aku mau cerita soal perfilman, ciee, kayak sok idih banget, ye. Padahal bukan anak film. Nonton di bioskop juga kalau cuma pas kalau suami mood, hahaha soalnya beliau yang bayarin dan anterin. Nah, kali aku mau cerita soal film horor Indonesia. Seumur-umur, aku nonton film horor itu baru 3 kali. Yang pertama, nonton "Hantu Tanah Kusir". Huaa ketauan lama banget itu. Tahun 2009 kayaknya.  Lalu yang kedua kemarin belum lama tuh, "KKN di Desa Penari", dan yang ketiga ini, "Pengabdi Setan 2" Kenapa sih kok bisa nonton ini?  Berawal dari ajakan teman yang pengen banget ngebet nonton film itu. Katanya bagus gitu. Waktu itu masih awal tayang, jadi memang kabarnya masih hot. Aku yang diajak sih oke-oke aja meski pada awalnya gak begitu tertarik karena, memang bukan pecinta film horor, selain itu aku juga belum pernah nonton yang sesion 1 jadi takut kalau ga mudeng.  Tapi sayangnya k...

Like and Dislike

Gambar
Kata like and dislike ini mengingatkanku pada chanelku. Ehh iya yang belum subscribe boleh deh meluncur ke youtube "Ririn Kada" Jadi entah pas ada insiden apa, ini pertama kalinya video di youtube dapat dislike. 😭😭😭 Konon katanya, ini berawal dari temen Salman yang emang mungkin lagi marahan kali ya, trus mengklik tombol 👎 Nyebelin ga sih, yang berantem siapa yang kena imbasnya siapa.🤦 Huuhhh dia mah pas critanya biasa aja. Tapi si emak, wuaaaaa kecewaa paraahh. Ih tega bener sih tuh temennya main dislike. Kan bikin pamor chanelku menurun. Ehmm ya walau belum monetise sih. Masih ecek2 ya emang wajar. Dan kita emang harus siap untuk tidak disukai, seperti yang di bahas dalam buku ini, nih. Teman-teman udah baca bukunya? Boleh deh sharing. 🤗 Jadi, aku tuh seneng banget pas dapat buku ini. Yups, aku beli langsung di gramedia officialnya. So, pastinya buku ini ori. Jujur, aku pernah nyesel karena kebodohannku pernah beli buku via online, yang ternyat...

Bersyukur Tidak Tergiur

Gambar
Seorang wanita bertubuh gemoy datang menghampiri kami. Memberikan secarik kertas bergambar kompor listrik. Dia langsung menawari kami untuk mampir ke standnya sembari menyerahkan lagi sekumpulan kupon member dan kami disuruh memilih. Sembari ngomong cas cis cus, si mbak tadi mempersilakan untuk membuka kupon yang telah kami pilih. Dan saat dibuka, waw, si embak terpana melihat sejumlah angka yang tertera. Takjub dan histerisnya melebihi ekspektasi. Sementara kami hanya senyum kalem dan biasa saja. "Ibu hoki banget, tadi malam mimpi apa? Ini berkat suami ibu yang milihin. Ini langka banget lho buk, ibu beruntung banget." Dia lalu menyalami aku yang masih gaje. Jujur aku gak sebahagia si embak tadi. Ada firasat ga enak di endingnya nanti. Masih dengan nuansa semringah si embak itu menunjukkan rekap nota-nota hasil penjualan kompor listrik yang katanya harganya 4juta sekian sekian, (jujur aku lupa berapa tepatnya, wkwkkw) Jadi dengan voucher 1 juta rupiah yang terter...

Bangga Jadi Emak Rempong

Gambar
Waktu itu di sebuah grup sekolah anakku, sedang membahas tentang bikin kaos yang akan dipakai buat piknik akhir tahun ajaran baru. Pembahasan memang sudah lama ada, dan untuk ukuran kaos belum diberikan detailnya. Terlebih ukuran anak-anak. Dalam pembahasan memang tidak disebutkan secara detail ukuran untuk anak-anak. Saat ada salah satu walmur yang memposting foto kaos sample yang dipakai oleh anaknya, lalu aku tanya, LD dan PB nya brp cm. Si ibu walmur, sebut saja walmur A, mengatakan bahwa ukurannya itu L, lalu beliau menyarankan kalau sebaiknya anakku pakai ukuran dibawahnya saja, yaitu M. Karena katanya memang anak tersebut lebih besar badannya daripada anakku. Dari sini, aku berterima kasih, karena berarti beliau sudah perhatian, tahu bentuk fisik anakku, sementara aku memang belum pernah lihat secara langsung anaknya. Tapi aku masih belum puas, karena ukuran S, M,atau L pada sebuah produsen kaos itu berbeda-beda. Maka sekali lagi aku minta tolong diukurkan LD dan PB nya. Secara...

Mau Sarapan Apa?

Gambar
Menu andalan sarapan orang sini kalau gak nasi uduk ya bubur ayam. Eh tapi ada juga yang suka sarapan roti, soto, nasi kuning, dan banyak lagi. Tapi kalau kami masih memilih tipe sarapan yang apa adanya aja. Ya maksudnya kalau ada bubur ya makan bubur, kalau ada nasi ama telor yang makan itu, ya adanya apa😀 Ehmmm ngomong-ngomong soal bubur jadi ingat serial sinetron tukang bubur naik haji. Meski banyak penjual bubur, baik keliling atau di lapak, mereka kayak udh punya pelanggan masing-masing.  Atmoster perekonomian di sini memang jauh banget kalau dibandingkan dengan di Yogya, atau tepatnya di kampung halaman kami.  Ceritanya, hari Sabtu ini aku sama Salman libur, ga sekolah, tapi berbeda dengan si Ayah. Kadang kalau udah libur bawaannya emak pengen males-malesan ajah. Dan kemalasan ini sangat didukung oleh bakul-bakul yang ada di sekitar perumahan kami. Mau makan apa? Tinggal bilang, keluarin dompet, beres deh. Nasi kuning/uduk cuma 5rb, bubur cuma 8ribu. Alhamdu...

Gak Kebayang Bisa Nampang di Majalah Dinas Kebudayaan DIY

Gambar
Sampai saat ini, kayaknya aku masih malu dibilang penulis. Kalau definisi penulis adalah orang yang setiap hari menulis, ya aku bisa disebut itu. Kalau penulis adalah orang yang memproduksi tulisan hingga mendapatkan penghasilan, ya aku bisa disebut itu. Kalau penulis adalah orang yang pekerjaanya memang bersumber utama dari hasil tulisan. Ehmm aku belum memilih itu. Sampai akhirnya aku menulis hanya ketika dihadapkan dengan event-event. Baru deh aku membuat tulisan. Masalah tulisanku bermanfaat atau tidak sebenarnya aku tak tahu, karena itu biar menjadi penilaian publik. Contohnya tulisanku yang dimuat di majalah desa budaya ini. Awalnya aku diminta untuk mengikuti lomba menulis essay mewakili desaku dalam event lomba desa budaya. Walau endingnya aku belum membuat bangga desaku, hiks. Oh ya, betewe  sebagian masyarakat yang udah mengenalku, memang membranding diriku sebagai penulis. Yaaahh walau sebenernya aku masih insecure tauu. Mereka yang melabeli diriku sebagai penulis, merek...

Terompet dan Legenda O Bia Mokara

Gambar
  Haii...kemana aja diriku?? Udah hampir seminggu menapaki tahun baru. Yaps, ini adalah postingan pertama di tahun 2022. Tahun baru kemarin, aku ke mana aja??? Halowww...entahlah. Aku sendiri memang gak begitu interest dengan perayaan tahun baru, terlebih lagi agama Islam pun melarang ikut-ikutan hal yang seperti itu. Iya kan? Tau lah ya? Budaya nyalain kembang api, bakar-bakaran, tiup terompet itu ga ada perintahnya dalam Islam. Apalagi ini kan pergantian tahun baru masehi. Ngapain di rayain? Iya sih, secara administratif kita ngikutin kalender masehi, iyaps, oke, fine. Tapi hari itu sama aja. Masih 24 jam, matahari masih terbit dari timur dan tenggelam ke barat dan aku tambah tua 😟 Oke, karena secara kalender berubah menjadi awal yang baru, boleh membuat moment perubahan target baru, goals baru dalam hidup. Tapi itu lagi, cara memaknainya ya ga perlu pakai cara-cara jahilliyah. Ngomongin soal niup terompet. Jadi teringat kisah yang kualami tahun lalu. Sekitar akhir Desember 2020...