The Power of Qadarullah: Belajar Tenang Saat Takdir Tidak Sejalan Harapan

Gambar
  Aku pernah merasa jengkel, kecewa, bahkan ingin marah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginanku. Rasanya seperti semua usaha dan harapan dipatahkan dalam sekejap. Saat itu, aku merasa punya cukup alasan untuk mengeluh. Tapi di tengah kemarahan yang hampir meluap, ada seseorang yang berkata  "Qadarullah." Tak lebih. Hanya satu kata itu. Tapi hatiku seperti dicegah untuk meledak. Langsung nyesss. Seperti ada kekuatan yang tidak terlihat dari kata itu. Menenangkan. Menahan. Bahkan menyadarkanku. Sejak saat itu, aku mulai memahami: Qadarullah bukan sekadar ucapan. Ia adalah bentuk kepasrahan yang paling elegan kepada Allah. Ia adalah jembatan antara usaha dan ridha. Ia adalah pengakuan bahwa kita ini hamba—yang tak tahu rencana utuh dari Sang Pengatur. Belajar Menerima Takdir Kalimat Qadarullah, wa maa syaa-a fa‘al berarti, "Ini adalah takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi." Kalimat ini bukan untuk orang yang lemah, justru untuk me...

Kuat Karena Qoute

Emang, jadi penulis dapat apa?
Emang, jadi penulis bisa kaya?

Pernah nggak denger ada komentar seperti itu?
Kalau yang berkomentar itu orang yang gak dikenal mah santuy aja, tapi yang paling miris kalau komentar miring itu muncul dari mulut orang terdekat. Po ra ambyarrr. Huaahuaaa...

Tapi kembali lagi ke tujuan awal kita. Tentang niat seperti yang pernah aku tulis sebelumnya di sini

Banyaknya rintangan yang menghadang, hempas kan saja. Tidak usah pedulikan nyiyiran. Kalau dibilang jadi penulis biar kaya? Iya dia pasti akan kaya. Kaya ilmu, kaya relasi, kaya wawasan. Iya kan?? 💞

Karena aku yakin, saat kita melakukan hal yang baik pasti akan mendapatkan respon baik pula. So, teruslah menulis, teruslah berkarya tanpa peduli seberapa besar penghargaan yang akan kau terima.

Komentar

Popular Posts

Tak Mewah Tak Berarti Susah

Ghibah: Antara Obrolan Sehari-hari dan Kebiasaan yang Dinormalisasi

Ketika Tren Ramadan dan Lebaran Menjadi Bumerang